Suasana penyeberangan di Pelabuhan Ketapang. (BP/dok)
BANYUWANGI, BALIPOST.com – Overload kapal di lintasan Ketapang-Gilimanuk dikeluhkan Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap). Wakil Ketua Umum DPP Gapasdap Lutfi Syarif mendesak moratorium kapal dan penambahan dermaga di jalur penyeberangan Selat Bali.

Menurutnya, jumlah kapal tak sebanding dengan penumpang setiap hari. Pihaknya juga mendesak pemerataan penumpang, tak hanya di dermaga LCM. “Kalau kita lihat, tak perlu lagi penambahan kapal di selat Bali. Ini sudah lebih dari cukup,” kata Lutfi.

Baca juga:  Imbas World Bank-IMF, Jalan ke Alas Purwo Mulus

Ditambahkan, akibat krodit kapal, pelayanan penyeberangan menjadi turun. Jalur pendek selat Bali yang bisa ditempuh sekitar 1 jam, justru bisa lebih lama. Imbasnya, operator kapal kerap mendapat keluhan pelayanan.

Kini, kata Lutfi, ada layanan tak seimbang antara dermaga LCM dan ASDP (MB dan pontoon). Bahkan, ada perbedaan waktu tempuh di kedua dermaga ini. “Terkait overload kapal ini, kita sudah sering sampaikan ke Kementerian. Dan, mereka juga setuju,” jelasnya.

Baca juga:  Dari Kasus Fahrenheit Diambil Alih Mabes hingga Layanan Pengaduan Robot Trading

Ditambahkan, pola operasi kapal di Ketapang-Gilimanuk juga harus diubah. Sehingga, kecepatan layanan penyeberangan bisa maksimal. “Salah satu solusinya harus ada penambahan dermaga, minimal dua dermaga lagi di MB,” jelasnya.

Dengan dermaga baru, kata dia, layanan kapal antara MB dan LCM bisa sama-sama maksimal. Sehingga, konsentrasi penumpang tak hanya di dermaga LCM, khususnya di hari biasa.

Saat ini jumlah kapal yang beroperasi di selat Bali mencapai 52 kapal. Dari jumlah ini, sekitar 18 unit, beroperasi di dermaga LCM. Sisanya di dermaga pontoon dan MB di areal ASDP. (Budi Wiriyanto/balipost)

Baca juga:  Perluas Jangkauan Internet, Menkominfo Jalin Kemitraan di MWC
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *