Kepala Bidang SD Disdikpora Karangasem I Gusti Bagus Jaya Arsana. (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Sejumlah sekolah Sekolah Dasar (SD) di Karangasem yang memiliki siswa sedikit dan tidak mendapatkan siswa baru pada tahun pelajaran 2025/2026.

Kendati begitu, Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem masih mengkaji terkait rencana meregrouping sekolah tersebut.

Kepala Bidang SD Disdikpora Karangasem I Gusti Bagus Jaya Arsana, Selasa (22/7) mengungkapkan tahun ini, masih ada SD yang mendapatkan murid sedikit bahkan nihil.

Disdikpora masih menunggu kegiatan MPLS selesai. “Kita masih menunggu MPLS dulu, setelah itu kita akan evaluasi,” ujarnya.

Baca juga:  Tak Sesuai Pilihan, Disdikpora Minta Orang Tua Pahami Juknis

Jaya mengatakan sebelumnya SDN 4 Karangasem selama dua tahun tidak mendapatkan siswa, tapi tahun lalu dapat siswa sekitar 15 orang. Tahun ini dapat 18 siswa baru.

Diduga, kondisi ini karena di wilayah tersebut minim anak yang hendak masuk sekolah SD. Sehingga itu juga mempengaruhi jumlah siswa yang diterima sekolah tersebut.

Terkait melakukan regrouping bagi sekolah yang mendapatkan siswa sedikit maupun nihil, Jaya menegaskan mesti dikaji lebih dulu. Pasalnya, banyak pertimbangan untuk meregrouping sekolah. “Intinya kita dikaji dan di evaluasi lebih dulu,” jelasnya.

Baca juga:  Karena Ini, Belasan SD di Karangasem Tak Punya Kepsek Definitif

Dia menjelaskan, kendati sekolah tidak mendapatkan siswa atau hanya sedikit mendapatkan siswa, akan tetapi proses belajar-mengajar tetap berjalan seperti semestinya. “Ke depan kita akan komunikasikan lebih lanjut dengan tokoh-tokoh masyarakat di wilayah setempat dan korwil, sehingga kedepannya bisa mendapatkan siswa yang merata,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Komisi IV I Wayan Sudirta meminta Disdikpora Karangasem mengevaluasi hal ini bersama dengan pihak komite kaling, dan gugus. “Jangan buru-buru di regrouping dulu, siapa tahu nanti ada perkembangan penduduk sehingga tidak susah lagi kedepannya. Kalau bisa, yang dapat siswa sedikit digabung saja di sekolah terdekat, tapi nanti ijasahnya di sekolah awal,” katanya. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Kurangi Sekolah Belajar Double Shift, Pemkab Bakal Bangun 10 RKB
BAGIKAN