Penjabat Bupati Klungkung I Nyoman Jendrika saat turun ke Desa Kusamba. (BP/Gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Permintaan garam hasil produksi petani garam di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, cukup tinggi. Bahkan, permintaan itu juga datang dari luar negeri. Tetapi, para petani garam mengaku kesulitan dalam melakukan ekspor garam. Padahal, peluangnya sudah terbuka lebar, karena Garam Kusamba memang diakui punya kelebihan, karena diproduksi secara tradisional.

Berbagai kendala dikeluhkan para petani garam di Kusamba, saat Penjabat Bupati Klungkung I Nyoman Jendrika meninjau tempat Pembuatan Garam di Pantai Karangdadi Desa Kusamba, Kamis (11/1).

Pada kesempatan itu, Jendrika sempat berdialog dengan para petani garam, untuk mengetahui kendala yang dihadapi petani garam tradisional dalam memasarkan garam tradisional. Padahal, Garam Kusamba sudah memiliki branding tersendiri dan dikenal masyarakat luas.

Baca juga:  Tergerus Abrasi, Petani Garam akan Dicarikan Lahan Baru

Ketua Kelompok Tani Garam Sarining Segara Mangku Rena, menyampaikan bahwa petani garam memiliki beberapa kendala, yakni ketika hendak melakukan ekspor garam, mereka terkendala pada proses administrasi. “Kami kesulitan ketika akan melakukan ekspor garam, padahal permintaan garam alami sangat tinggi mencapai kurang lebih 2 ton/bulan, tetapi kami terkendala pada administrasi yang harus menyertakan surat keterangan dari pihak BPOM,” keluh Mangku Rena.

Persyaratan ini amat menyulitkan mereka, untuk memenuhi pasar luar negeri yang datang untuk meminta Garam Kusamba. Selain itu, permasalahan lainnya juga disampaikan Mangku Rena, yakni pada klep yang digunakan untuk mengambil air laut. Sebab, permasalahan terjadi pada saat gelombang laut tinggi yang menyebabkan klep tidak dapat berfungsi dengan baik.

Baca juga:  Desa Adat Gempinis Kembangkan Komoditas Buah

PJ. Bupati Klungkung turun ke Desa Kusamba, didampingi Dandim 1610/Klungkung Letkol Inf Armen, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Pemkab Klungkung A.A Gede Putra Wedana dan Camat Dawan, I Dewa Gede Widiantara serta undangan terkait lainnya. Tujuannya, agar setiap keluhannya dapat ditindaklanjuti bersama, sehingga masalah yang mereka hadapi dapat segera diatasi. Mendengar keluhan tersebut, pihaknya menegaskan akan berupaya membantu menyelesaikannya.

“Saya bersama dengan instansi terkait akan segera menindaklanjuti kendala yang dialami oleh petani garam tradisional Klungkung,” ujar Jendrika.

Baca juga:  Nusa Penida Ramai Dikunjungi, Berkah Bagi Buruh Angkut dan Petani Garam

Sejak dulu Garam Kusamba sesungguhnya selalu dimininati pasar dalam dan luar negeri. Selain untuk kebutuhan dapur, juga ada yang dipakai sebagai bahan baku produk kosmetik, sabun hingga bahan dasar bumbu siap saji. Keunggulan dari cara produksi organik ini, garam yang dihasilkan jauh lebih berkualitas. Ini diakui sendiri dari sejumlah praktisi asal Jepang yang datang langsung ke lokasinya di Kusamba. Karena mereka mengakui garam Kusamba memiliki kualitas jauh berbeda dari garam pada umumnya.

Bahkan, sering diminta langsung agar di ekspor ke Jepang. Sehingga, sejumlah praktisi asal Jepang tetap menginginkan agar cara-cara produksi organik ini tetap dipertahankan dan dilestarikan. (Bagiarta/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *