Pengolahan garam di Karangasem sebelum COVID-19. (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Pandemi virus Corona membuat semua sektor lumpuh, tak terkecuali petani yang memproduksi garam Amed, di Kecamatan Abang, Karangasem. Petani garam memilih tidak memproduksi garam akibat tak adanya permintaan terutama dari hotel-hotel.

Ketua MPIG Garam Bali I Nengah Suanda, Selasa (12/5), mengungkapkan, pandemi COVID-19 ini sangat berdampak kepada petani garam Amed. Pasalnya, dengan kondisi saat ini petani untuk sementara waktu tidak memproduksi garam gara-gara permintaan garam oleh hotel-hotel dan restoran dihentikan. “Hampir semua hotel di Bali tutup akibat situasi ini sehingga hotel-hotel yang biasanya mengambil garam ke kami kini sudah tidak lagi karena hotel tidak beroperasi. Akibat kondisi ini, stok garam di Amed menjadi menumpuk, sulit dipasarkan,”ujarnya.

Baca juga:  Selama Agustus, Terjadi 12 Kasus Kebakaran Lahan di Kubu

Pihaknya sangat berharap ada permintaan garam lebih banyak dari luar Bali sehingga stok garam yang belum sempat terjual bisa berkurang. Pihaknya juga berharap situasi cepat normal sehingga produksi garam kembali normal.

“Sebelum ada COVID-19, produksi garam Amed berjalan lancar. Selama proses pengerjaan, petani garam mampu menghasilkan rata-rata 1 hingga 2,5 ton garam. Tapi kini sama sekali tak memproduksi garam,” jelasnya. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Uyah Kusamba Gema Santi Siap Diproduksi, Bentuk Keseriusan Bupati Suwirta Bangkitkan Petani Garam
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *