Prosuksi- Petani garam Amed hingga saat ini belum bisa memproduksi garam karena masih sering turun hujan. (BP/Nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Petani garam di Amed, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, hingga saat ini belum memproduksi garam. Hal tersebut dikarenakan faktor cuaca yang belum mendukung mengingat sampai saat ini masih sering turun hujan.

Ketua Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Garam Amed, I Nengah Suanda, Senin (16/6), mengungkapkan, kalau sampai saat ini petani garam di Amed belum memproduksi garam. Kata dia, petani sudah sekitar enam bulan sudah tak memproduksi garam.

Baca juga:  Satu Zona Merah dan Dua Orange Tambah Warga Meninggal Terjangkit COVID-19

“Sejak Desember 3024, petani memilih untuk tidak memproduksi garam. Mengingat hujan kerap turun di wilayah itu. “Garam belum bisa produksi karena masih turun hujan,” ucap Suanda yang juga sebagai Perbekel Purwakerti itu.

Suanda mengatakan, kendati belum memproduksi dalam kurun waktu yang cukup lama, tetapi disebutkan bahwa stok yang tersedia untuk dijual ke pasaran masih aman. “Itu bisa diatur lantaran telah terdapat rumah kaca untuk mengolah garam,” katanya.

Baca juga:  Berkas Belum Lengkap, Penahanan Pembunuh WNA Diperpanjang

Dia menjelaskan, produksi garam biasanya dilaksanakan selama kurang lebih empat bulan dalam satu tahun. Yang mana itu terjadi pada Agustus-November. “Biasanya bisa memproduksi 20-30 ton saat musim produksi,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, nantinya garam tersebut akan dijual ke sejumlah tempat. Dari hasil produksi itu, bisa terjual 20 ton rata-rata dalam satu tahun. “Untuk penjualan biasanya 20 ton per tahun,” imbuh Suanda. (Eka Parananda/Balipost)

Baca juga:  Dari Seratusan WN Australia Tinggalkan Bali hingga Sejumlah Warga di Jimbaran Tolak Isoter

 

BAGIKAN