Tanggul Pengaman Pantai di Pesisir Karangdadi dilewati ombak ganas saat terjadi cuaca buruk. (BP/Ist)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pembangunan Tanggul Pengaman Pantai di Pesisir Karangdadi Desa Kusamba, Klungkung sepintas terlihat efektif mengamankan garis pantai. Namun, tidak bagi aktivitas petani garam di pesisir itu. Ketika terjadi cuaca buruk, ombak mengganas hingga menjangkau puluhan meter ke pesisir. Bahkan, petani garam setempat pernah merasakan kekuatan ombak ganas di pesisir itu, setelah diterjang langsung hingga beberapa bagian tubuhnya memar.

Salah satu petani garam di pesisir itu, Ketut Medal, mengaku pernah mengalami langsung. Saat dia hendak menghubungkan selang ke laut untuk mengalirkan air laut ke tempat pengolahan, dia tiba-tiba diterjang ombak ganas dari atas tanggul. Tanggul pengaman pantai ini dibangun setinggi sekitar 3 meter dari permukaan pesisir. Sehingga, ketika terjadi ombak ganas, petani garam tidak tahu ombak datang dan bisa melewati tanggul. “Memang, banyak yang tidak percaya kalau ombak bisa melewati tanggul, sebelum melihatnya sendiri,” terang Medal, Kamis (31/7).

Baca juga:  Diguyur Hujan Deras, Pagar Tembok Tiga Sekolah di Tabanan Rusak

Dia mengaku sampai 10 hari tidak bisa beraktivitas, karena luka memar cukup parah pada paha. Dia pun diminta istirahat total untuk pemulihan, setelah berobat ke rumah sakit. Sementara petakan lahannya di pesisir itu juga rusak, dimana pasirnya bercampur banyak kerikil setelah tersapu ombak ganas. “Karena tanggulnya tinggi, jadi dari daratan ombak itu tidak terlihat. Jika kita berdiri didekat tanggul, ombak ganas sewaktu-waktu bisa menerjang kita. Bahkan, beberapa hari lalu ombaknya sampai di belakang gubuk (tempat penjemuran),” imbuh warga Banjar Rame Desa Kusamba ini.

Baca juga:  Akses Air Minum Aman Baru 11 Persen

Jadi, dalam situasi normal, Tanggul Pengaman Pantai ini mampu menjadi pembatas yang aman, antara daratan dan laut di pesisir itu. Namun, ketika terjadi cuaca buruk seperti saat ini, situasi ditempat itu berbalik membahayakan saat beraktivitas. Ganas ombak di pesisir itu bahkan sudah membuat kerusakan parah pada sejumlah bagian tanggul. Pada sisi timur, susunan batu-batu besar dari tanggul ini kian rontok. Termasuk penyengker sebuah vila di pesisir itu sudah makin tergerus.

Baca juga:  Nelayan di Melaya Hilang, Diduga Tenggelam

“Kita sebagai petani garam sudah makin sulit bertahan dalam situasi seperti ini. Belum ombak ganas, hujan terus terusan. Sementara, kita membuat garam sangat bergantung dari sinar matahari. Susah sekali sekarang menghasilkan garam,” tegasnya.

Medal mengaku sudah puluhan tahun menjadi petani garam sejak masih remaja. Situasi seperti ini, menjadi kondisi tersulit yang dia alami. Sebab, lahan sudah makin sempit akibat abrasi, kondisi cuaca pun sudah makin sulit diprediksi. Meski demikian, dia mengaku tak ada aktivitas lain yang bisa dilakukan, karena untuk memaksakan melaut mencari ikan pun tidak memungkinkan, dengan kondisi gelombang di tengah laut seperti sekarang. (bagiarta/balipost)

 

BAGIKAN