Umat Hindu melakukan ritual melasti di pantai. (BP/dok)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941, umat Hindu di sejumlah desa melasti ke Segara Klotok. Pantai ini selalu dipenuhi umat sejak Kamis (28/2).

Demikian juga pada Jumat (1/3), giliran umat Hindu dari Desa Penasan Klungkung dan Desa Tebola, Karangasem. Umat dua desa ini saja sudah membuat tempat ini penuh sesak, hingga parkir mengular di dekat jalan By Pass Prof. Ida Bagus Mantra.

Iring-iringan umat Hindu dari Desa Penasan, berjalan kaki mulai pukul 8.00 Wita dan tiba di tempat melasti pada sekitar pukul 11.00 Wita. Sedangkan dari Desa Tebola, iring-iringan melasti dengan menggunakan kendaraan dari 32 pura, dengan iringan 61 Jempana, 8 tapakan dan satu pralingga Ida Bhatara Sakti, diiringi belasan ribu warga ditambah juga dari Desa Pakraman Mijil.

Baca juga:  Nyepi dan Bulan Puasa, Ujian Mengendalikan Diri

Bendesa Tebola, I Gusti Ngurah Mantra, ditemui di lokasi menyampaikan di Segara Klotok ini dilaksanakan prosesi melasti yang merupakan rangkaian Nyepi. Diawali dengan mekekobok di Segara.

Kemudian, Ida Batara dipendak di depan areal bencingah, baru ditempatkan sesuai dengan yang sudah ditentukan oleh panitia sebelumnya di areal pura. Ia menambahkan, melasti Desa Tebola ini juga ada kaitannya dengan rangkaian karya Panca Wali Krama Pura Agung Besakih. “Jadi, desa ini melaksanakan tiga kaitan rangkaian upacara, pertama memang melasti ke Segara, kedua terkait nyangra Ida Batara Besakih di Tebola dan pada tanggal 6 nanti, kami juga melaksanakan tawur kesanga,” katanya.

Baca juga:  Ogoh-ogoh Media Aktualisasi Kreativitas Seni

Upacara melasti menjadi upaya pembersihan dan penyucian benda-benda sakral di pura, seperti Pralingga atau Pratima Ida Bhatara dan segala perlengkapannya, sebelum digelar ritual puncak upacara.

Benda-benda tersebut awalnya diarak dan diusung mengelilingi desa, hal ini dimaksudkan untuk menyucikan desa kemudian berjalan kaki menuju pantai. Para pengusung dan masyarakat langsung menuju pantai dan bersentuhan dengan air laut yang disebut tradisi mekekobok. Kemudian menuju pura tempat upacara dan kegiatan upacara melasti dilaksanakan.

Baca juga:  Pujawali ke-33 Pura Mertasari Rempoa

Setelah itu baru kembali ke desa masing-masing. Tempat pemelastian di Klungkung ada banyak titik namun yang paling banyak adalah di Segara Klotok.

Tidak hanya umat dari Klungkung dan Karangasem, tetapi juga kerap dimanfaatkan umat dari Bangli dan kabupaten lainnya. Bahkan, saking padatnya jadwal melasti desa adat, pemerintah daerah harus membuatkan jadwal, agar lokasi melasti bisa dipakai bergiliran. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *