Pekerja menumpuk stok beras Bulog di Gudang Bulog. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bahan pangan menyumbang inflasi di Kota Denpasar dan Singaraja pada Desember 2017. Perubahan indeks harga konsumen subsector bahan pangan ini disumbang oleh naiknya harga beras.

Beras yang telah ditetapkan Harga Eceran Tertingginya (HET) di Bali sebesar Rp 9.450/kg untuk beras medium, masih banyak dijual dengan harga di atas HET yaitu Rp 10.000/kg. Kepala Bulog Divisi Regional (Divre) Bali, Wahyu Sutanto mengatakan, sejak Oktober hingga saat ini pihaknya masih melakukan operasi pasar secara besar-besaran. Operasi pasar yang sebelumnya bertujuan menekan inflasi menjelang Natal dan Tahun Baru 2018, hingga kini masih berlanjut.

Baca juga:  Pertumbuhan Ekonomi Bali Dibayangi Stagflasi

Bahkan hingga saat ini 300 ton beras medium telah digelontorkan ke masyarakat dengan harga Rp 9.350/kg. Ia mengatakan operasi pasar ini akan terus dilakukan hingga harga beras stabil atau sesuai HET yang ditentukan pemerintah. “Setelah melakukan operasi pasar persiapan Natal dan Tahun Baru dengan tujuan agar masyarakat bisa mendapatkan beras dengan harga yang betul-betul sesuai di bawah HET. Maka kita kita sekarang pun tetap melakukan agar kebutuhan bahan pokok khususnya beras, stabil di bawah HET,” ujarnya.

Baca juga:  Maestro Tari Oleg Tamulilingan Meninggal Dunia

Operasi pasar lebih fokus dilakukan di pasar-pasar daerah. Seperti di Singaraja yaitu Pasar Anyar dan Banyuasri. Operasi pasar juga dilakukan di pasar di Karangasem, Gianyar, Jembarana.

Di Denpasar, operasi pasar dilakukan di Pasar Kreneng, Badung, Nyanggelan, Kumbasari, Badung. “Setiap hari kita melakukan monitor dan menggelontor beras ini ke pasar-pasar,” imbuhnya.

Diakui saat ini harga beras belum di bawah HET. Maka dari itu ia berharap, dengan operasi pasar ini, harga beras bisa cepat menyesuaikan dengan HET.

Baca juga:  Komitmen Lestarikan Budaya Leluhur, Gunakan Batik

Ditambah dengan kondisi Gunung Agung dikhawatirkan mengganggu distribusi beras sehingga menyebabkan terjadinya inflasi. “Dengan adanya gejala kenaikan ini pun, kita melakukan gerakan operasi pasar yang lebih massif lagi. Kita lakukan operasi dari sejak Oktober sampai ini turun. Kalau sampai 31 Januari belum menunjukkan tanda-tanda penurunan, kita gelontor lagi. Jumlahnya tidak terbatas,” ungkapnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *