Visesa Ubud menggelar jalan bersama menikmati keindahan Ubud. (BP/ist)
GIANYAR, BALIPOST.com – Desa Visesa Ubud yang merupakan salah satu destinasi baru yang dikelilingi oleh sawah, membangkitkan kembali tradisi dan kebudayaan masa lalu yang mulai terlupakan, menggelar jalan bersama. Kegiatan yang diadakan Kamis (25/5) ini merupakan acara jalan bersama sambil menikmati alam Ubud di pagi hari yang masih fresh dan belum berpolusi.

Menurut PR & Marcomm Manager Desa Visesa Ubud, Yanti Lestari, kegiatan ini terbuka untuk umum. Peserta bisa mengikuti kegiatan tersebut dengan membayar Rp 75.000, sudah termasuk makanan dan minuman, tiket untuk belajar tentang permaculture dan 15 persen diskon untuk spa serta food dan beverage di Lesung Restaurant.

Baca juga:  Kunjungan ke Pantai Kuta Empat Kali Lipat Saat Libur Lebaran

Selain melewati persawahan, kegiatan yang dimulai dari jam 6 pagi ini juga dapat menyaksikan para petani membajak sawah, memanen padi dengan cara tradisional, belajar menari Bali, belajar gamelan dan permainan tradisional lainnya. Hal ini, dikatakannya, akan banyak memberikan pengalaman bagi anak-anak yang mungkin terbiasa dengan permainan di gadget dan kecanggihan teknologi sekarang ini.

“Aneka kuliner tradisional dan produk-produk organik hasil dari kebun juga dapat dinikmati sembari beristirahat. Akan ada juga beberapa stand dari sponsor yang mensupport acara ini di area Taman Sari sebagai finish pointnya. Ajak keluarga, kerabat, sahabat ataupun teman kerja untuk ikut memeriahkan jalan bersama,” katanya.

Baca juga:  Longsor Sempat Membuat Jalur Menuju Museum Blanco Tersendat

Desa Visesa menawarkan sebuah tingkatan baru dalam menikmati kemewahan sebuah vila. Terletak di 6,5 hektare sawah dan kebun yang asri, vila di Visesa merupakan tempat yang nyaman dan damai yang dekat dengan Ubud, pusat pariwisata berkelanjutan dan gaya hidup holistik.

Visesa menggabungkan sebuah konsep arsitektur orisinal yang menyediakan ruang yang luas untuk pelaksanaan tradisi dan ritual yang turun temurun. Bangunan di Visesa juga merupakan perpaduan tradisional arsitektur dikombinasikan dengan bahan berkualitas tinggi dan konsep modern. (Diah Dewi/balipost)

Baca juga:  BKF, 3 Ribu Wisatawan Cina akan Kunjungi Kintamani
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *