Aktivitas para pedagang dan pembeli di salah satu pasar di Tabanan. (BP/istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Realisasi pendapatan retribusi 15 pasar tradisional di Kabupaten Tabanan hingga November 2025 baru mencapai Rp3,15 miliar dari target tahunan Rp4,3 miliar. Capaian ini terpaut cukup jauh dari proyeksi yang ditetapkan, dengan kekurangan lebih dari Rp1,14 miliar berdasarkan rekapitulasi resmi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag).

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tabanan, Ni Made Murjani mengatakan sejumlah faktor yang menghambat optimalisasi pendapatan retribusi. “Salah satunya seperti di Pasar Candikuning karena akses menuju lokasi yang sulit. Selain itu, Pasar Tabanan juga tergerus oleh banyaknya pasar kresek yang muncul tak beraturan,” jelasnya, Rabu (10/12).

Baca juga:  Koster Tak Tertarik Pungut Retribusi, Lebih Baik Cari PAD lewat Ini

Murjani menambahkan, munculnya pasar dadakan di gang-gang, toko berjejaring, serta warung 24 jam juga ikut memengaruhi minat kunjungan masyarakat ke pasar tradisional.

Berdasarkan data realisasi Januari sampai November 2025, Pasar Tabanan masih menjadi penyumbang retribusi terbesar dengan capaian Rp56,23 juta di November, meski tetap jauh dari target tahunan Rp1,103 miliar. Pasar-pasar lain juga menunjukkan tren fluktuatif, termasuk Pasar Kediri, Baturiti, Bajera, hingga Penebel yang rata-rata mencatat realisasi di bawah kebutuhan untuk mengejar target.

Baca juga:  Antusias dan Deg-degan Disuntik Vaksin COVID-19

Sementara itu, beberapa pasar mencatat pencapaian signifikan seperti Pasar Marga, Pupuan, dan Senganan. Namun secara kumulatif, kontribusi seluruh pasar belum mampu menutup kekurangan dari pasar besar yang tidak optimal. Disperindag mencatat total realisasi sepanjang tahun berjalan baru menyentuh Rp3,15 miliar, dengan pasar strategis belum bergerak maksimal.

Murjani menegaskan perlunya penataan kembali pasar tradisional untuk memperbaiki daya saing. “Kami perlu memastikan pasar tradisional ini tetap menjadi pusat pergerakan ekonomi masyarakat. Pendataan, penertiban pasar kresek, dan peningkatan kualitas layanan akan terus kami dorong,” katanya.

Baca juga:  Cegah Mengendor, Mobilitas Warga di Pasar Tetap Diawasi

Disperindag juga tengah memetakan langkah strategis untuk tahun mendatang, termasuk pembenahan akses, revitalisasi fasilitas, hingga penguatan regulasi terhadap pasar-pasar nonformal yang selama ini mempengaruhi potensi retribusi daerah. (Dewi Puspawati/balipost)

BAGIKAN