Wakapolres Bangli Kompol Willa Jully Nendissa menjelaskan penanganan kasus perkelahian maut yang menewaskan dua warga di Banjar Tabu, Desa Songan, Kintamani. (BP/Ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Polres Bangli mengungkap motif di balik kasus perkelahian maut yang menewaskan dua warga di Banjar Tabu, Desa Songan, Kintamani. Insiden berdarah itu ternyata dipicu oleh perselisihan terkait jalur Jeep tour wisata.

Wakapolres Bangli Kompol Willa Jully Nendissa menjelaskan antara kelompok tersangka dan kelompok korban awalnya mereka tergabung dalam sebuah komunitas Jeep tour di kintamani. Namun dalam perjalanan komunitas tersebut terjadi salah paham terkait jadwal tour jeep yang mengakibatkan perpecahan dalam komunitas mereka.

“Dan akhirnya perselisihan memuncak yang mengakibatkan peristiwa tersebut terjadi,” terangnya dalam pres rilis, Rabu (15/10).

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap tersangka diketahui bahwa para pelaku nekat menyerang para korban karena merasa tersinggung atau tidak terima akibat chat yang bernada tantangan yang dikirim oleh korban Jero Sumadi terkait masalah Jeep tour. Ketiga tersangka secara bersama-sama sempat melakukan serangan kepada para korban yang mengakibatkan luka tebas dan luka tusukan pada tubuh korban.

Baca juga:  Dipicu Selisih Harga Vila, WNA Ribut di Seminyak

Tersangka Arta dan Berisi menyerang para korban dengan sebilah pedang. Sedangkan Jero Wage menyerang korban menggunakan tombak. “Tersangka utama yaitu I Ketut Arta dirinya sempat menyerang ketiga korban yaitu Jero Sumadi, Ketut Artawan dan Wayan Ruslan. Kemudian tersangka Jero Wage dan Nyoman Berisi hanya sempat menyerang korban Jero Sumadi,” jelasnya.

Akibat kejadian itu, I Ketut Artawan dan Jro Semadi meninggal dunia di lokasi kejadian. Keduanya sempat dibawa ke puskesmas setempat sebelum kemudian dilarikan ke RSUD Bangli. Selain dua korban meninggal, perkelahian tersebut juga menyebabkan satu korban luka yakni, Wayan Ruslan. Hingga saat ini korban luka masih menjalani perawatan medis di RSUD Bangli.

Baca juga:  MK Tolak Uji Materi Batas Usia Capres dan Cawapres dari Partai Garuda

Kasus perkelahian maut itu terjadi pada Minggu (12/10) sekitar pukul 07.46 wita. Kronologis kejadian bermula dari adanya percakapan chat lewat masengger (Facebook) yang dikirimkan akun FB Zerro Semedhi milik korban Jero Sumadi yang dikirim ke akun mesengger milik I Ketut Arta. Isi chat tersebut membahas permasalahan terkait penyetopan mobil jeep yang dilakukan Ketut Arta. Dalam Chat tersebut Jero Sumadi juga mengirim pesan bernada tantangan kepada Ketut Arta.

Tak lama setelah itu, sekitar pukul 08.00 WITA, saat Ketut Arta melewati warung milik Jero Sumadi, dirinya di hadang oleh Jero Sumadi, Ketut Karwata dan I Wayan Ruslan dengan membawa sajam. Namun Ketut Arta berhasil melarikan diri.

Ketut Arta kemudian menuju rumahnya untuk memberitahukan kepada kakaknya yang bernama I Jero Wage tentang isi chat mesengger yang dikirimkan oleh Jero Sumadi dan memberitahukan bahwa dirinya juga sempat dihadang.

Baca juga:  Kebun Jati dan Bambu di Pulukan Terbakar

Selanjutnya, Ketut Arta dan I Jero Wage memutuskan untuk mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan berjalan kaki. Mereka mempersiapkan diri dengan membawa senjata tajam. I Jero Wage membawa senjata tajam berupa tombak, sementara Ketut Arta membawa 2 bilah pedang. Di tengah perjalanan menuju TKP, Ketut Arta memberikan 1 pedangnya kepada I Nyoman Berisi.

Setibanya di TKP, para pelaku dengan emosi melihat korban. Selanjutnya terjadi penyerangan dengan senjata tajam yang mengakibatkan dua korban tewas dan satu luka.

Pasca kejadian berdarah itu Polres Bangli hingga kini masih melakukan pengamanan di Songan. Wakapolres mengatakan pihaknya menugaskan anggota untuk menjaga rumah para korban, rumah pelaku dan RSUD Bangli tempat I Wayan Ruslan dirawat. (Dayu Swasrina/Balipost)

 

BAGIKAN