Polres Bangli telah mengamankan tiga pelaku penganiayaan yang menyebabkan dua orang meninggal dunia dan satu lainnya luka berat di Banjar Tabu, Desa Songan A, Kecamatan Kintamani, Minggu (12/10). (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Perkelahian berujung maut terjadi di Desa Songan A, Minggu (12/10). Dua orang yang merupakan saudara kandung tewas dan satu lainnya mengalami luka kritis setelah terlibat perkelahian dengan senjata tajam.

Korban meninggal masing-masing bernama I Ketut Artawan (55) dan Jero Sumadi (47). Sementara, korban luka bernama I Wayan Ruslan (53).

Sedangkan pelaku, I Ketut Arta (29), Jero Wage (40), dan Mangku Bersi (33). Korban dan pelaku sama-sama warga Banjar Tabu, Desa Songan A.

Kasi Humas Polres Bangli, Iptu I Ketut Gede Ratwijaya, Senin (13/10), mengungkapkan, kronologi kejadian berdarah ini bermula dari adanya chat lewat messenger Facebook yang dikirimkan akun FB Zerro Semedhi milik Jero Sumadi yang dikirim ke akun milik I Ketut Arta pada Minggu (12/10), sekitar pukul 07.46 WITA.

Baca juga:  Dewas KPK Tunda Pembacaan Putusan Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Isi chat tersebut membahas permasalahan terkait penyetopan mobil Jeep yang berujung Jero Sumadi menantang Ketut Arta untuk berkelahi.

Tak lama setelah itu, sekitar pukul 08.00 WITA, saat Ketut Arta melewati warung milik Jero Sumadi, dirinya dihadang oleh Jero Sumadi, Ketut Karwata, dan I Wayan Ruslan. Ketiganya dilaporkan membawa sajam. Namun, Ketut Arta berhasil melarikan diri.

Ketut Arta kemudian menuju rumahnya untuk memberitahukan kepada kakaknya yang bernama I Jero Wage tentang isi chat messenger yang dikirimkan oleh Jero Sumadi dan memberitahukan bahwa dirinya juga sempat dihadang.

Baca juga:  Pascameninggalnya 4 Korban Rumah Tertimbun Longsor, Polisi Lakukan Penyelidikan

Selanjutnya, Ketut Arta dan I Jero Wage memutuskan untuk mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dengan berjalan kaki.

Mereka mempersiapkan diri dengan membawa senjata tajam. I Jero Wage membawa senjata tajam berupa tombak, sedangkan Ketut Arta membawa 2 bilah pedang. Di tengah perjalanan menuju TKP, Ketut Arta memberikan 1 pedangnya kepada I Nyoman Bersi.

Setibanya di TKP, Ketut Arta sempat diserang, yang kemudian menyulut emosi Ketut Arta, I Jero Wage, dan I Nyoman Berisi. “Para pelaku akhirnya menyerang para korban dengan senjata tajam yang dibawanya,” kata Ratwijaya.

Baca juga:  Jadi Saksi Kasus SPI Unud, Prof. Antara Sebut Raka Sudewi Bertanggung Jawab

Kejadian itu mengakibatkan dua orang meninggal dunia dan satu luka. Ketiga korban kemudian dibawa ke RSUD Bangli untuk mendapatkan penanganan medis. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN