
MANGUPURA, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) terus menggenjot progres pemasangan railing pengaman di Jembatan Tukad Bangkung.
Jembatan yang menghubungkan Desa Pelaga dan Belok Sidan, Kecamatan Petang, ini kerap menjadi perhatian karena beberapa kali dijadikan lokasi aksi bunuh diri. Untuk itu, Pemkab Badung menargetkan pemasangan railing rampung pada pertengahan November 2025.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Badung, I Gusti Ngurah Suardika, mengungkapkan hingga 20 Agustus 2025 progres fisik sudah mencapai 20,278 persen, lebih tinggi dari rencana awal sebesar 19,575 persen.
“Total kolom railing yang sudah terpasang sebanyak 138 batang pada sisi utara dari total 492 batang yang direncanakan untuk kedua sisi jembatan,” ujarnya, Kamis (21/8).
Ia menambahkan, hingga saat ini panjang railing yang terpasang sudah mencapai 200 meter di sisi utara, sementara panjang jembatan mencapai 350 meter. Selain railing, Pemkab Badung juga akan menambah pengaman berupa jaring pada bagian dinding jembatan.
“Pengamanan ini agar tidak ada lagi celah yang bisa dimanfaatkan untuk tindakan-tindakan yang tak diinginkan dan membahayakan nyawa. Pada dindingnya kami pasang jaring,” jelas Suardika.
Pekerjaan ini ditargetkan rampung sebelum kontrak kerja berakhir pada 12 November 2025. Tidak hanya di Tukad Bangkung, pengerjaan serupa juga dilakukan di dua jembatan lain, yakni Jembatan Tukad Penet di Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, dan Jembatan Kalianget di Desa Pangsan, Kecamatan Petang.
“Untuk pembangunan railing Jembatan Kalianget sampai saat ini sudah terealisasi 22,068 persen dari rencana 11,081 persen, dan yang di Jembatan Tukad Penet progresnya sudah mencapai 22,871 persen dari rencana 16,546 persen. Pengerjaan sesuai kontrak berakhir 12 November 2025,” bebernya.
Langkah Pemkab Badung ini diharapkan mampu memberikan rasa aman bagi masyarakat serta mencegah potensi jatuhnya korban jiwa akibat aksi nekat di jembatan. Dengan adanya pengaman tambahan, jembatan yang menjadi salah satu ikon wisata di Bali Utara ini dapat tetap berfungsi sebagai jalur transportasi sekaligus objek wisata tanpa mengurangi aspek keselamatan.(Parwata/balipost)