Penyerahan Bibit kepada Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). (BP/Yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Upaya memperkuat ketahanan pangan berbasis keluarga terus digencarkan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng. Tahun ini, DKPP kembali menyalurkan bantuan bibit tanaman pangan lokal kepada tiga desa sebagai bentuk dukungan terhadap program swasembada pangan masyarakat.

Tiga desa sasaran program yakni Desa Jinengdalem, Desa Baktiseraga, dan Desa Tukadmungga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Masing-masing desa menerima bantuan bibit cabai besar, cabai rawit, dan tomat. Bantuan juga dilengkapi sarana tanam berupa pupuk kompos, pupuk cair, serta pestisida nabati. Total anggaran yang digelontorkan mencapai Rp 56,55 juta, bersumber dari APBD Buleleng.

Baca juga:  Gubernur Segera Konsolidasi Satgas Percepatan Pemulihan Ekonomi

Bibit dan sarana tanam tersebut diserahkan kepada Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di masing-masing desa. Tim PKK ditunjuk sebagai kader ketahanan pangan keluarga, dengan tugas utama mengelola demplot di lahan desa serta memberikan edukasi dan menularkan program kepada masyarakat setempat.

Kepala DKPP Buleleng, I Gede Putra Aryana, Selasa (7//10), mengatakan bahwa tahun ini program baru menyasar tiga desa. Hal ini menyesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. Meski demikian, program ini bersifat stimulan dan diharapkan dapat disinergikan dengan program ketahanan pangan desa melalui alokasi dana desa.

Baca juga:  Kejar 51 Persen Saham Bank BPD Bali, Pemprov Siap Tambah Modal dan Aset

“Kemampuan kita tahun ini hanya untuk tiga desa. Tetapi ini bersifat stimulan yang harapannya disinergikan dengan program ketahanan pangan masing-masing desa, sesuai ketentuan penggunaan dana desa 20 persennya untuk ketahanan pangan,” jelas Putra Aryana.

Program ketahanan pangan ini rutin digulirkan setiap tahun. Menurut Putra Aryana, hasilnya sejauh ini cukup menggembirakan, meski belum sepenuhnya berhasil karena faktor cuaca dan serangan hama.

Baca juga:  Desa Adat Ababi Gelar Pelebon "Jero Ketut"

“Harapan kami, program ini terus berlanjut dan berkesinambungan. Kami ingin gerakan ini bisa ‘menular’ ke masyarakat desa, sehingga setiap keluarga minimal memiliki sumber pangan sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujarnya. (Yudha/Balipost)

 

BAGIKAN