Panen padi di salah satu subak di Mendoyo, Jembrana. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kabupaten Jembrana disebut memiliki peran strategis sebagai lumbung pangan wilayah barat Bali, dengan luas panen padi mencapai 14,7 ribu hektare dan produksi gabah sekitar 80 ribu ton sepanjang 2024.

Posisi geografis Jembrana juga menjadikannya hub logistik pangan Jawa–Bali, didukung keberadaan Rice Milling Unit (RMU) dan Perumda Tribhuwana yang berperan sebagai offtaker komoditas pangan.

Untuk itu, menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Galungan dan Kuningan, Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali memperkuat sinergi dengan Pemerintah Kabupaten Jembrana dalam menjaga stabilitas harga pangan dan mempercepat digitalisasi transaksi keuangan daerah.

Baca juga:  Monumen Lintas Laut Jawa-Bali, Kenang Pertempuran Laut Pertama yang Heroik 

Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Butet Linda H. Panjaitan, bersama Advisor BI Indra Gunawan Sutarto di Denpasar memaparkan, perkembangan inflasi Bali serta langkah pengendalian harga menjelang HBKN melalui penguatan strategi 4K, yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif. Fokus pengendalian diarahkan pada stabilitas pasokan, efisiensi distribusi, serta penguatan regulasi daerah.

Melalui pelaksanaan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) tersebut, BI Bali bersama Pemerintah Kabupaten Jembrana juga menekankan pentingnya penguatan program digitalisasi keuangan daerah.

Baca juga:  Perkuat Ketahanan Pangan, Ini Upaya Petani Tabanan

BI mendorong penyusunan Roadmap TP2DD Jembrana 2026–2030, yang mencakup pengembangan area digital, peningkatan literasi pembayaran nontunai, penerapan sistem reward pajak digital, serta akselerasi implementasi Kartu Kredit Indonesia (KKI) untuk memperkuat efektivitas belanja pemerintah.

Jembrana juga dihadapkan pada tantangan alih fungsi lahan pertanian, khususnya sawah, yang dapat mempengaruhi ketahanan pangan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, BI Bali dan Pemkab Jembrana mendorong penerapan teknologi pertanian modern serta mendukung intensifikasi lahan guna meningkatkan produktivitas.

Sebagai wujud komitmen tersebut, dalam kegiatan HLM diserahkan bantuan sarana dan prasarana pertanian kepada lima kelompok tani, yaitu Subak Sari Merta, Subak Sawe Rangsasa, Subak Pulukan, Subak Pangkung Jelepung I, dan Subak Penyaringan.

Baca juga:  Mengenal Desa BRILIan Trawas, Sukses Pelaku UMKM Kopi dan Jamur Tiram

Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna menyampaikan apresiasi atas dukungan dan pendampingan BI Bali dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah. Ia menegaskan, sinergi antara TPID dan TP2DD menjadi pilar penting dalam memperkuat pondasi pembangunan ekonomi yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan.

“Kolaborasi dengan BI Bali bukan hanya menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan, tetapi juga mempercepat transformasi digital tata kelola keuangan daerah agar lebih modern, efisien, dan transparan,” ujar Patriana Krisna. (Suardika/bisnisbali)

BAGIKAN