Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso dalam pelepasan produk ekspor dari Bali ke Hongkong di Denpasar, Selasa 29/7/2025. (BP/Ant)

DENPASAR, BALIPOST.com – Produk ekspor asal Bali senilai 350 ribu dolar AS atau sekitar Rp5,7 miliar ke Hongkong, dilepas Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso.

“Kita melakukan pelepasan ekspor untuk produk vanila, kayu manis, dan madu, jadi kita memang ada program namanya UMKM Bisa Ekspor, bahwa kita harus berpihak ke rakyat kecil kemudian kita bergerak dari kabupaten, kota, kemudian kelurahan dan desa,” katanya dikutip dari Kantor Berita Antara, Selasa (29/7).

Eksportir produk vanila, kayu manis, dan madu dari Bali yaitu CV Naralia Grup Indonesia ini menurutnya adalah contoh perusahaan yang mampu mengumpulkan UMKM-UMKM dan menghubungkannya dengan pasar global.

Perusahaan ini sebelumnya mengikuti pameran di Hongkong dengan membawa beberapa UMKM hingga hasilnya pembeli dari negara tersebut sepakat pada produk vanila, kayu manis, dan madu.

Baca juga:  Menuju Kemandirian, Bali Perlu Kembangkan Ekonomi Lokal

“Ibu Lia ini (Pendiri CV Naralia Grup Indonesia) bisa presentasi ke perwakilan kita di Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) yang tugasnya menjual produk ekspor kita, ada di 33 negara, kemudian setelah presentasi, perwakilan kita mencarikan pembeli, setelah dapat bisa business matching,” ujar Mendag.

Selain vanila, kayu manis, dan madu, Budi Santoso meyakini di Bali banyak produk yang berpeluang untuk diekspor ke luar negeri.

Namun, banyak yang belum mengetahui soal standarisasi, seperti produk ekspor kali ini dimana ia meyakini saat awal para UMKM juga belum memahami cara pengemasan yang baik dan menjual.

“Kita butuh orang-orang seperti Ibu Lia, mudah-mudahan di Bali nanti banyak, sebenarnya kita sekarang tinggal mengemas, kita punya produk banyak, cuma produk kita kualitasnya mungkin belum kualitas untuk ekspor,” ujar Mendag.

Baca juga:  Masyarakat Bali Sampaikan Duka Cita Meninggalnya Mantan Presiden RRT Jiang Zemin

“Kita harus juga bantu perwakilan kita ITPC yang jualan, kalau produk kita tidak bagus, mereka juga tidak bisa mencari pembeli di lapangan seperti vanila, kayu manis, dan madu ini,” sambungnya.

Tidak hanya di Bali, secara nasional sendiri Mendag Budi mengakui dari 609 UMKM untuk diekspor baru 40 yang merupakan eksportir, sehingga harapannya setelah ini produk UMKM yang masuk pasar internasional segera bertambah.

Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan ekspor untuk produk vanila bukan hanya kali ini sebab sebelumnya ia mengikuti yang sama bahkan dengan produk-produk asal Bali lainnya.

Baca juga:  Bali Kembali Catat Korban Jiwa COVID-19

“Ini ekspor yang ke sekian, tempo hari saya lepas ekspor vanila juga luar biasa, kemudian cokelat sampai ke Eropa, bahkan garam tradisional lokal Bali bagus sekali digunakan di hotel-hotel, rasanya sangat kuat,” kata Koster.

Ia mengatakan kegiatan ekspor sangat didorong Pemprov Bali sebab produk-produk lokal Bali banyak memiliki peminat serta didukung oleh masyarakat Bali yang memiliki talenta dalam mengolah.

Gubernur mencontohkan selain produk-produk tadi ada beras, kopi, hingga arak Bali yang dahulu dilarang kini sudah dikonsumsi masyarakat dunia berkat izin peraturan gubernur.

Sehingga menurutnya yang masih menjadi tantangan dalam mendorong ekspor produk adalah regulasi yang kurang berpihak kepada produk lokal. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN