Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca Bali pada Sabtu (19/7) adalah cerah berawan dan potensi angin kencang. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Beberapa hari belakangan ini, suhu di Bali terasa dingin. Terutama sore hingga malam hari. Bahkan, suhu minimum mencapai 19 derajat Celcius.

Prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar, Luh Eka Arisanti menjelaskan kondisi cuaca lebih dingin daripada biasanya seperti saat ini adalah hal yang normal terjadi di musim kemarau. Hal ini disebabkan sedikitnya tutupan awan yang memungkinkan panas dari permukaan bumi lepas dengan mudah ke atmosfer melalui radiasi.

Baca juga:  New Honda Scoopy Generasi Terbaru Dihadirkan di Bali

selain itu, kelembapan udara yang rendah saat kemarau mengakibatkan tidak adanya “selimut alami” yang menahan panas. Ini memperkuat pendinginan, sehingga membuat suhu udara turun drastis menjelang pagi.

Jika dilihat dari skala regional, diungkapkan bahwa musim kemarau dipengaruhi oleh angin monsun timur yang berasal dari Australia, yang bersifat kering dan dingin sehingga memperkuat efek pendinginan suhu di wilayah Indonesia termasuk wilayah Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara

Baca juga:  Mantan Bendahara LPD Yehembang Kauh Dihukum Setahun Penjara

Berdasarkan hasil pengamatan suhu udara di stasiun pengamatan BMKG di Bali, diungkapkan suhu terendah dalam satu minggu terakhir adalah 19 C (di Kahang-Kahang Karangasem dan Negara Jembrana) dan suhu maksimum yaitu 32 C (di Sanglah, Denpasar dan Negara Jembrana). “Kondisi ini biasanya terjadi hingga bulan Agustus,” ujar Arisanti, Selasa (22/7).

Sementara itu, secara nasional, BMKG sebelumnya menyebutkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia sudah mulai memasuki musim kemarau. Namun, fenomena cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi.

Baca juga:  BMKG Sebut Bali Relatif Aman dari Gempa Megathrust

Hingga akhir Juni 2025 lalu, baru sekitar 30 persen zona musim (ZOM) di Indonesia yang benar-benar memasuki musim kemarau. Meski begitu, musim kemarau tahun ini diperkirakan memiliki durasi lebih pendek dari biasanya, dengan sifat hujan cenderung berada di atas normal. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN