
DENPASAR, BALIPOST.com – Radang usus buntu atau apendisitis adalah kondisi peradangan pada usus buntu (apendiks) yang dapat menyerang siapa saja, terutama usia 10–30 tahun.
Meskipun penyebab pasti belum sepenuhnya diketahui, pola makan dan kebiasaan hidup sehat diyakini dapat membantu menurunkan risiko terkena penyakit ini.
Berikut adalah lima kebiasaan harian yang bisa dilakukan untuk mencegah usus buntu:
1. Perbanyak Konsumsi Makanan Berserat
Mengonsumsi makanan tinggi serat menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan pencernaan. Serat membantu melancarkan buang air besar, sehingga mencegah penumpukan sisa makanan yang dapat memicu penyumbatan pada usus buntu.
Beberapa makanan yang kaya serat antara lain sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian, gandum utuh, oatmeal, dan kacang-kacangan.
2. Penuhi Kebutuhan Cairan Tubuh
Minum air putih yang cukup setiap hari dapat menjaga kelancaran sistem pencernaan dan membantu mencegah sembelit. Jika tubuh kekurangan cairan, usus akan menyerap air dari sisa makanan, yang dapat menyebabkan tinja menjadi keras dan sulit dikeluarkan.
Disarankan untuk mengonsumsi minimal delapan gelas air putih per hari agar tubuh tetap terhidrasi dan usus berfungsi optimal.
3. Rutin Konsumsi Makanan Probiotik
Makanan yang mengandung probiotik seperti yogurt, tempe, kimchi, kefir, dan kombucha bermanfaat untuk menjaga keseimbangan bakteri baik dalam usus. Bakteri baik ini berfungsi mencegah infeksi dan mendukung kesehatan pencernaan.
Agar manfaatnya maksimal, probiotik sebaiknya dikombinasikan dengan makanan berserat seperti pisang, apel, gandum, dan bawang putih. Meski begitu, manfaat probiotik dalam mencegah usus buntu masih perlu penelitian lebih lanjut.
4. Biasakan Makan Perlahan dan Tenang
Makan dengan tenang dan mengunyah makanan secara perlahan dapat membantu sistem pencernaan bekerja lebih baik. Makanan yang dikunyah halus lebih mudah dicerna dan mengurangi risiko penyumbatan di saluran pencernaan.
Sebaliknya, kebiasaan makan cepat dan terburu-buru dapat menyebabkan makanan masuk dalam potongan besar yang sulit dicerna, sehingga berisiko memicu gangguan pada usus.
5. Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit usus buntu atau pernah mengalami cedera pada perut disarankan untuk rutin memeriksakan diri ke dokter. Dengan pemeriksaan rutin, risiko usus buntu bisa terdeteksi lebih awal dan mendapatkan penanganan yang tepat sebelum berkembang menjadi kondisi yang serius.
Meskipun usus buntu tidak selalu dapat dicegah sepenuhnya, menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kesehatan pencernaan dapat membantu mengurangi risikonya.
Dengan membiasakan diri mengonsumsi makanan berserat, minum cukup air putih, makan dengan perlahan, serta rutin memeriksakan kesehatan, Anda dapat menjaga usus tetap sehat dan mencegah terjadinya peradangan.
Jangan abaikan tanda-tanda awal gangguan pencernaan, karena deteksi dan pencegahan sejak dini menjadi kunci penting untuk menghindari komplikasi yang lebih serius. (Wahyu Widya/balipost)