
DENPASAR, BALIPOST.com – Tidak dilibatkannya pemain legenda hidup drama gong lawas, Petruk dalam pementasan drama gong lawas pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 mendapat tanggapan dari Gubernur Bali, Wayan Koster.
Koster mengaku terkejut mendengar berita bahwa Petruk Cs tidak bisa tampil di PKB bersama Drama Gong Lawas pada 2 Juli 2025.
Bahkan, banyak tanggapan masyarakat yang menuduh dirinya sebagai Gubernur Bali yang melarang Petruk tidak tampil.
“Gak ada (saya melarang Pertuk Cs tampil di PKB,red), saya gak pernah berbicara dengan Pak Kadisbud. Saya cek ke Pak kadis kenapa dia gak bisa tampil katanya ada masukan dari kuratornya (agar seniman tampal tidak berkata jorok dan kasar,red),” ujar Koster di sela-sela pengarahan Rapat Pleno Persiapan PKB XLVII Tahun 2025, di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Kamis (5/6).
Untuk itu, Gubernur Koster meminta agar permasalahan ini segera diselesaikan agar tidak digulirkan menjadi isu yang membias, yaitu dikaitkan dengan politik. Apalagi, pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali sudah selesai.
“Ini Pilgub sudah selesai, sudah gak lagi mikir ini pendukung ini, ini pendukung itu. Bahkan saya bersama pak De Gadjah, (saya,red) datang ke rumahnya ngopi makan bareng di rumahnya. Gak ada pemikiran itu. Jangan sampai ada bias politik dalam urusan ini. Tolong clear-kan betul ini, jangan sampai saya dituduh-tuduh, ‘awak sing nawang ape irage kene tuduh (saya gak tahu apa-apa tapi kena tuduhan,red). Karena itu saya minta clearkan ini,” tandas Koster.
Menurut Koster, Petruk adalah salah satu seniman legenda hidup yang menjadi favorit di Drama Gong Lawas sejak dulu. Ia pun mengakui bahwa dalam penampilannya sering menampilkan lelucon yang ngeletuk ke arah kata kasar dan jorok.
Namun, Koster memahami hal tersebut karena sudah menjadi ciri khas seorang seniman Petruk. Pihaknya pun menyayangkan kenapa baru sekarang banyolan Petruk tersebut dipermasalahkan dan tidak bisa tampil di PKB 2025 ini.
“Ya memang celatak celetuk begitu, tetapi kenapa baru sekarang tidak boleh tampil, kenapa tidak dari dulu? Kan menjadi pertanyaan jadinya di ruang publik. Karena dia sudah dari zaman dodol tampil dengan banyolannya. Karena itu, pertimbangkan ini tim kurator. Kalau memang bagus tampilkan saja, namun kasi tahu jangan terlalu jorok-jorok atau kasar,” saran Koster.
Koster pun meminta agar tim kurator membicarakan hal ini dengan baik-baik kepada Petruk Cs agar bisa tampil di PKB untuk menghibur masyarakat Bali, terutama para pecinta drama gong lawas. Jangan sampai ada pekrimik di tengah masyarakat Bali.
“Saya mohon ke Pak Kurator ini tolong berbicara baik-baik ajak ngobrol Petruk, tampilkan dia supaya dia tidak merasa kehilangan kesempatan karena persoalan politik. Saya yang nggak enak. Aduh, sudah aman ini (dari perhelatan politik,red) ada -ada saja dikompor-komporin sama yang lain. Tampilkan lagi aja, kalau dia tampil kan bahagia buat dirinya, kekuarganya, dan kita juga ikut bahagia karena terhibur,” ujar Koster.
Sementara itu, salah satu Tim Kurator PKB 2025 Prof. Bandem menegaskan bahwa tim kurator tidak pernah melarang seniman tampil di PKB. Namun, sebagai wadah pelestarian dan pengembangan kesenian tim kurator selalu membuat indikator agar kesenian yang ditampilkan memiliki hiburan yang sehat, baik, menyenangkan dan memberikan tuntunan serta sesuai dengan tema PKB. Oleh karena itu, fenomena kesenian jaruh dan kasar ditampilkan dalam PKB ini. (Ketut Winata/balipost)