
AMLAPURA, BALIPOST.com – Komisi III DPRD Kabupaten Karangasem melakukan sidak atau koordinasi ke kantor Perumda Tirta Tohlangkir, pada Rabu (7/5). Dalam sidak tersebut, dewan berharap Perumda bisa terus memperbaiki atau memaksimalkan pelayanan kepada pelanggan, termasuk pendistribusian air di wilayah pengunungan, serta kedepan bisa terus dapat menyumbangkan untuk pendapatan asli daerah (PAD).
Ketua Komisi III DPRD Karangasem, I Wayan Sunarta mengatakan, kalau jaringan pipa PDAM banyak peninggalan jaman Belanda, sehingga umurnya sudah umurnya puluhan tahun, bahkan ada yang sampai ratusan tahun. Dengan kondisi itu, kemungkinan banyak jaringan yang mengalami kebocoran.
“Dengan kondisi itu, PDAM tidak tahu berapa kehilangan air bersih karena tidak tahu secara pasti kebocoran yang terjadi. Sebab, karena belum memiliki alat untuk mendeteksi kebocoran tersebut. Untuk itu, kami berharap kedepan bisa menekan kebocoran tersebut,” ujarnya.
Sunarta juga mengatakan, pihaknya mempertanyakan terkait penyaluran air bersih kepada pelanggan yang jumlahnya saat ini sebanyak 43.715 pelanggan, khususnya bagi pelanggan yang ada di daerah pegunungan atau perbukitan. “Kami ingin tahu, bagaimana dapat memberikan pelayanan maksimal ke daerah tinggi ini,” tanyanya.
Sementara itu, anggota lain I Nyoman Sumadi mengatakan, dengan letak geografis dan jumlah pelanggan ada saat ini, perlu giat kedepannya untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat. “Bagaimana padam fokus utama mendistribusikan air bersih yang berkualitas dan berkelanjutan,” jelasnya.
Sumadi mengatakan, pihaknya berharap deviden yang dihasilkan nantinya terus bisa berdampak untuk PAD. Karena baru sejak 2024 bisa penuh masuk ke PAD. “Kami berharap kedepan, bisa setoran terus ke kas daerah sehingga benar-benar berkontribusi untuk ke PAD,” imbuh Sumadi.
Direktur Perumda Tirta Tohlangkir Karangasem, I Komang Haryadi Parwatha menanggapi terkait pelayanan kepada pelanggan, pihaknya mengakui kalau pelayanan yang diberikan kepada pelanggan belum semaksimal mungkin. Hal itu, dikarenakan berbagai faktor, diantaranya karena faktor debit air, alat pompa yang mengalami kerusakan, gangguan telagawaja, dan bencana alam. “Saat ini kami memiliki 51 pompa untuk mendistribusikan air bersih kepada pelanggan,” jelasnya. (Adv/Balipost)