Petani kol di Kintamani sedang memanen. (BP/dok)

BANGLI, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Bangli berencana akan menyediakan kredit pertanian untuk membantu para petani di Bangli. Kredit tersebut akan disalurkan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Berbeda dengan kredit pada umumnya, kredit yang disediakan di BUMDes bukan dalam bentuk uang, melainkan pupuk dan bibit. Rencana itu disampaikan Bupati Bangli I Made Gianyar saat menghadiri acara sosialisasi dan peresmian implementasi Peraturan Gubernur No. 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemandaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali di Desa Pengotan, Senin (7/1).

Gianyar mengatakan, pada tahun 2020 mendatang pihaknya berencana akan mengalokasikan anggaran Rp 500 juta ke BUMDes. Dana tersebut diberikan untuk kredit pertanian bagi petani. “Tapi pola kreditnya tidak diberikan dalam bentuk uang. Petani akan diberikan kredit dalam bentuk bibit, pupuk atau obat-obat pertanian,” kata Gianyar.

Baca juga:  Tak Terawat, “Bale Kambang” akan Ditata Jadi Taman Kreatif

Dia mencontohkan jika ada petani yang ingin menanam cabai, petani tersebut bisa mencari kredit ke BUMDes dalam bentuk bibit. Jumlah kreditnya dibatasi, maksimal 5 ribu pohon. “Tidak boleh lebih dari lima ribu, karena kalau lebih itu sudah masuk unsur bisnis,” ujarnya.

Selama masa tanam, petani juga disediakan kredit dalam bentuk pupuk dan obat-obatan dengan bunga 3 persen. Dengan upaya ini Gianyar meyakini tidak ada lagi keluhan/masalah kekurangan modal yang dihadapi petani dalam berproduksi. “Nanti kita inginkan juga setiap transaksi harus melalui BUMDes. Misalnya kalau mau jual cabai, harus timbang di BUMDes. Orang yang beli, bayar di BUMDes, nanti petani tinggal mencairkan dananya di rekening. Ini dilakukan untuk menghindari petani dibon atau tidak dibayar,” jelasnya.

Baca juga:  Di Bangli, Banyak LPJU Mati dan Tak Berfungsi

Dalam kesempatan itu, Gianyar juga mengungkapkan rencananya untuk membangun cold storage. Cold storage adalah sebuah bangunan/ruangan khusus yang dirancang dengan suhu tertentu untuk menyimpan dan mempertahankan kesegaran berbagai macam produk pertanian seperti sayur, cabai, tomat dan lainnya.

Menurut Gianyar, keberadaan cold storage sangat dibutuhkan sebagai salah satu cara untuk mengatur stabilitas harga komoditas pertanian di pasaran. “Kalau misalnya panen berlebih yang tidak laku dijual, dimasukan ke cold storage. Cold storage ini bisa membantu kesegaran produk pertanian sampai tiga bulanan. Jadi bawang tetap bagus, tomat tetap bagus. Kalau tidak ada cold storage, 3 hari saja kan sudah busuk,” kata Gianyar.

Baca juga:  Konflik Jalur ATV, Polisi Masih Tahap Penyelidikan

Rencananya cold storage akan dibangun di wilayah Kintamani. Gianyar mengungkapkan bahwa contoh cold storage sudah ada di Jakarta dan Yogyarkata. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *