Kalaksa BPBD Provinsi Bali, Made Rentin bersama tim berjibaku memadamkan kebakaran hutan di Lereng Gunung Agung, Minggu (1/10). (BP/Win)

DENPASAR, BALIPOST.com – Fenomena El Nino pada musim kemarau tahun 2023 ini menjadi ancaman serius bagi sejumlah wilayah di Bali. Bahkan, sejumlah wilayah di Provinsi Bali masih mengalami kekeringan ekstrem. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mencatat ada 4 kecamatan yang ranking kekeringan ekstremnya teratas.

Keempat kecamatan tersebut, yakni Kecamatan Kubu (Kabupaten Karangasem), Kecamatan Kubutambahan (Kabupaten Buleleng), Kecamatan Kintamani (Bangli) dan Kecamatan Gerokgak (Buleleng). “Secara umum HTH (hari tanpa hujan-red) di Bali berada pada kategori masih ada hujan hingga kategori kekeringan ekstrem (lebih dari 60 hari tidak turun hujan,red),” ungkap Kalaksa BPBD Provinsi Bali, Made Rentin, dalam siaran persnya, Minggu (1/10).

Baca juga:  Bangkainya Terdampar di Pantai Air Kuning, Usia Hiu Tutul Diperkirakan Masih Muda

Dijelaskan, distribusi curah hujan di wilayah Bali secara umum antara 0 hingga 38.4 mm/dasarian. Rentin memaparkan, berdasarkan monitoring hari tanpa hujan berturut-turut (HTH) Provinsi Bali sampai 30 September 2023, terdapat sejumlah kecamatan yang masuk pada kategori peringatan dini di Provinsi Bali, yakni daerah yang tidak turun hujan berturut-turut lebih dari 30 hari.

Daerah-daerah tersebut, yakni di Kabupaten Buleleng ada di Kecamatan Buleleng, Gerokgak, Kubutambahan, Sawan, dan Sukasada. Di Kabupaten Jembrana yakni Kecamatan Melaya.

Baca juga:  Membludak, Kunjungan Wisata ke Buleleng Saat Libur Idul Fitri

Di Kabupaten Bangli, yakni Kecamatan Kintamani, di Kabupaten Karangasem yakni di Kecamatan Karangasem dan Kubu. Di Kabupaten Badung yakni di Kecamatan Kuta, Kuta Utara, dan Kuta Selatan.

Di Kabupaten Klungkung, yakni di Nusa Penida dan di Kota Denpasar yakni di Kecamatan Denpasar Timur, dan Denpasar Selatan.

Menurut Rentin, ranking teratas yakni Kecamatan Kubu (Karangasem) yang mengalami HTH selama 90 hari. Disusul Kecamatan Kubutambahan (Buleleng) yang mengalami HTH 89 hari, Kecamatan Kintamani (Bangli) yang mengalami HTB 84 hari dan Kecamatan Gerokgak (Buleleng) yang mengalami HTH 84 hari. (Winatha/Balipost)

Baca juga:  Petani di Bayunggede Krisis Air saat Musim Kemarau
BAGIKAN