
DENPASAR, BALIPOST.com – Selama 20 hari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Petanu yang dikelola Pemprov Bali tidak beroperasi. Hal itu membuat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Denpasar krisis air karena tidak teraliri air selama hampir tiga minggu, terutama untuk wilayah Serangan, Suwung, Pemogan.
Terkait kondisi itu, Direktur Utama PDAM Denpasar, Putu Yasa langsung mendatangani SPAM Petanu di Gianyar, pada Senin (29/9).
Putu Yasa meminta agar SPAM Petanu mempercepat proses perbaikan agar dapat segera beroperasi. “Batas waktu sudah lewat, sehingga kondisi ini sangat berpengaruh ke pelayanan di Denpasar,” ujarnya.
Sesuai kontrak, SPAM Petanu mengalirkan air ke PDAM Denpasar sebesar 150 liter per detik, namun baru mengalir 70 liter per detik. Ditambah, saat ini SPAM Petanu terganggu akibat banjir. Jadi semakin mengganggu layanan PDAM Denpasar
Dijelaskan air SPAM Petanu mengalir ke daerah selatan Denpasar yaitu Serangan, Suwung kangin, Suwung Kauh, Pemogan dan sebagian Sanur. Di area tersebut ada 7.500 pelanggan yang terdampak. “Karena kami mengatur pengaliran, sehingga daerah Serangan paling hilir ada sebanyak 750 pelanggan dan di Benoa ada 50-an pelanggan yang terdampak, sehingga total 80-an. Tapi pelanggan yang berdampak tidak hanya itu. Karena kita mengatur pengaliran, sehingga pengaliran ke pelanggan lainnya kecil karena harus dibagi berbanyak,” jelasnya.
Diakui potensi kerugian yang dialami pelanggan telah ditanggulangi dengan memberikan kompensasi kepada masyarakat dengan mendistribusikan tangki air gratis. “Untuk Serangan, sekarang kami standby-kan 4 mobil tangki kapasitas 5.000 liter. Karena di pagi hari masyarakat Serangan mendapatkan air, mulai dari jam 6- 8 pagi, sehingga siang hari sampai sore disupply mobil tangki kita. Mobil itu standby 24 jam. Kalau habis, ngambil air lagi di hydrant-hydrant yang ada di Sesetan, Waribang,” ujarnya.
Sementara Kepala UPTD SPAM Petanu dan Provinsi Bali, Kadek Sudiartini mengatakan, SPAM Petanu belum pulih dari dampak bencana. “Kami belum bisa mengoperasikan SPAM dan belum bisa produksi air yang didistribusikan ke PDAM Denpasar, Badung, Gianyar,” ujarnya.
Saat ini, pihaknya sedang proses perbaikan kisdam. Pasca dikerjakan pada 19 September, ia memproyeksikan pada Senin depan SPAM Petanu sudah dapat mengalirkan air ke Denpasar. “Setelah seminggu bencana, baru kita bisa siapkan material. Semoga tidak ada hujan besar yang menghambat pekerjaan perbaikan ini,” harapnya.
Ia menjelaskan, tidak beroperasinya SPAM Petanu karena air sungai kecil akibat tanggul kisdam hanyut. Maka, agar air dapat masuk ke intake, maka air kecil tersebut harus dibendung untuk membuat air tinggi dan masuk intake.
Estimasi penyelesaian kisdam adalah Sabtu mendatang dan mulai beroperasi Senin. Mengingat perlu ujicoba sistem distribusi. Setelah itu, Senin baru bisa didistribusikan ke pelanggan. Selain itu, pihaknya perlu waktu untuk pengisian reservoar.
Diakui pembuatan tanggul kisdam merupakan upaya jangka pendek. Sedangkan jangka menengah, pihaknya akan membuat sodetan di sisi sebelah intake. Sementara untuk jangka panjang, bersama BWS akan membuat bendungan karet dengan anggaran Rp8 miliar. (Citta Maya/balipost)