NEGARA, BALIPOST.com – Krisis air bersih di Kabupaten Jembrana meluas. Bila sebelumnya terjadi di Pancardawa, Pendem dan Yehembang, sejak sepekan ini di dusun kombading, Desa Pengambengan juga tak terpasok air bersih.

Air dari PDAM mati sejak sepekan terakhir. Alhasil ratusan KK yang tinggal di permukiman dusun Kombading ini tak dapat melakukan aktivitas sehari-hari.

Meskipun ada warga yang menggunakan sumur, namun air yang keluar asin. Sehingga tidak bisa untuk dikonsumsi.

Baca juga:  Gapasdap Ketapang-Gilimanuk Minta Segera Penyesuaian Tarif

Kalaupun untuk keperluan mandi dan cuci juga tidak memungkinkan. “Sudah seminggu ini, sekarang yang parah. Air tidak keluar sama sekali. Biasanya sehari mati, malam hidup meskipun kecil,” ujar Siti Qomariyah (40) salah seorang warga yang mengantre mendapatkan air.

Sehari-hari untuk mendapatkan air bersih mereka meminta tetangga atau kerabat yang lokasi rumahnya lebih rendah ataupun dusun terdekat. Beberapa lainnya juga mengaku membeli air galon untuk keperluan sehari-hari. “Ini hari pertama kita pasok air, atas perintah atasan (Kalak) kita alokasikan satu tangki. Dan masih kurang. Dari laporan ada 200 KK” ujar Noval, salah satu petugas BPBD Kabupaten Jembrana.

Baca juga:  Sambut Wisatawan Timteng, SDM dan Infrastruktur Harus Disiapkan

Kepala Kewilayahan Kombading, Mutamaqin membenarkan di lokasi Kombading ini memang hampir sebagian besar mengalami kekurangan air sejak sepekan lalu. Menurutnya lokasi di dusun ini lebih tinggi dan sedikitnya ada 200 KK yang tinggal.

Pihaknya juga sudah mengajukan permohonan melalui Pj Perbekel untuk bantuan distribusi air ke wilayah Kombading ini. Dari pengamatan, di depan rumah-rumah warga banyak berjejer ember, galon air dan botol-botol yang sengaja ditaruh warga untuk mendapatkan air bersih. (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  Upaya Tekan COVID-19, Dua Negara Ini Putuskan Tutup Perbatasan
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *