Antrean kendaraan truk tampak terlihat di pinggir jalan desa Berembeng, Selasa (8/7) setelah jebolnya jalan nasional di depan Pasar Bajera, Tabanan. (BP/bit)

DENPASAR, BALIPOST.com – Jebolnya jalan nasional jalur Denpasar-Gilimanuk di depan Pasar Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan telah berdampak terhadap mobilitas barang dan jasa. Saat ini perbaikan tengah dilakukan yang diperkirakan memakan waktu 3 minggu.

DPRD Bali mendesak agar perbaikan dipercepat. Hal tersebut disampaikan Anggota Komisi III DPRD Provinsi Bali, I Made Rai Warsa saat ditemui di Denpasar, Kamis (10/7).

Rai mendorong agar perbaikan jalur Denpasar-Gilimanuk tersebut dipercepat. Mengingat, jalur tersebut merupakan jalur utama dan sangat vital bagi mobilitas kendaraan barang/jasa. Sehingga, pengerjaannya harus dipercepat. “Itu kan jalan nasional, tapi bagaimana pun itu ada di Bali. Kita selaku dewan tetap mendorong, karena itu jalur utama. Ya harus secepatnya itu diperbaiki dengan cara apa pun,” ujar Rai.

Rai menilai, dampak dari jebolnya jalan itu pun terasa cukup luas. Selain membuat arus kendaraan terganggu, kendaraan-kendaraan berat atau beroda enam ke atas seperti bus, truk dan tronton kini dialihkan melalui jalur utara via Kabupaten Buleleng.

Baca juga:  436.258 Orang ke Luar Bali lewat Pelabuhan Gilimanuk

Sedangkan, kendaraan roda empat dan roda dua dialihkan melewati jalur selatan Polsek Selemadeg. Menurut Rai Warsa, hal ini menimbulkan kekhawatiran baru karena daya dukung jalan alternatif tersebut tidak sama dengan jalur utama.

Sementara itu, Koordinator pembahas Ranperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Bali Tahun 2024, Gede Kusuma Putra mengatakan pihaknya mendorong agar anggaran untuk pemeliharaan dan perbaikan jalan di Bali ditingkatkan.

Mengingat curah hujan yang cukup berkepanjangan tentu berdampak kepada meningkatnya kerusakan jalan-jalan yang ada. Apalagi, sangat banyak keluhan masyarakat tentang jalan rusak di Bali. “Kami Dewan mendorong supaya anggaran untuk pemeliharaan dan perbaikan jalan ditingkatkan,” tegasnya.

Baca juga:  Angkat Besi Resmi Dipertandingkan pada Porprov di Badung

Mencegah terjadinya kerusakan di jalur alternatif pascajebolnya jalan di Pasar Bajera Tabanan, Rai mengusulkan agar arus kendaraan berat diatur sehingga tidak memicu kerusakan lebih parah di jalur alternatif maupun jalur utama yang sudah diperbaiki. Salah satu caranya dengan memberlakukan sistem jadwal bagi kendaraan berat.

Lebih jauh, ia juga menekankan selain memperbaiki aspal jalan, perbaikan juga harus menyentuh sistem drainase agar kerusakan tidak cepat terulang. “Jalan bagus, kalau drainase nggak bagus, ya seberapa lama bertahan jalan itu. Walaupun aspalnya bagus, tapi kalau terus dihilir air, itu pasti akan hancur juga,” tandasnya.

Rai Warsa menyebut Komisi III DPRD Bali sudah berkoordinasi dengan Balai Jalan Kementerian PUPR terkait kondisi infrastruktur di Bali. Koordinasi tersebut, penting untuk menekan terulangnya kejadian serupa, mengingat kondisi cuaca ekstrem dapat mempercepat kerusakan jalan.

Baca juga:  Badung Laporkan Tambahan Pasien COVID-19 Meninggal

“Dengan Balai Jalan, kita sudah koordinasi. Dan kebetulan Balai Jalan itu untuk Bali kantornya di Surabaya. Kita sudah membahas bersama melihat jalan-jalan nasional, seperti banyak jalan-jalan nasional yang rusak itu kita sudah koordinasikan,” ujarnya.

Soal kesiapan anggaran untuk perbaikan dan perawatan jalan di Bali selama ini, politisi PDI Perjuangan ini mengakui bahwa alokasi yang dianggarkan tergolong kecil. Untuk itu, dalam pembahasan APBD Perubahan 2025 yang sedang dibahas ini, pihaknya akan menyampaikan usulan agar anggaran infrastruktur terkhusus untuk jalan dan perawatan jalan di Bali agar ditingkatkan. (Ketut Winata/balipost)

 

 

Ket. Foto:

 

– I Made Rai Warsa. (pakai udeng)

– Gede Kusuma Putra.

BAGIKAN