Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Reni Yanita (ketiga dari kanan) bersama Direktur Industri Kecil dan Menengah Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan, Yedi Sabaryadi, dan Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Merrijantij Punguan Pintaria (kanan) saat meninjau industri kecil dan menengah (IKM) yang berpartisipasi pada Pameran International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2023 di ICE (Indonesia Convention & Exhibition) BSD, Tangerang Selatan, Kamis (14/9/2023). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Ekspor industri furnitur punya peluang besar untuk mendukung ekonomi nasional dengan kontribusi sebesar 1,3 persen terhadap PDB nonmigas dengan nilai kinerja ekspor (HS 9401-9403) mencapai 2,47 miliar dolar AS.

“Sedangkan pada tahun 2023 sampai bulan Juni nilai ekspor industri furnitur telah mencapai angka 799,6 juta dolar AS,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita dalam keterangan di Jakarta, seperti dikutip dari kanto berita Antara, Jumat (15/9).

Menurut Reni, potensi pasar industri furnitur sangat besar dan harus dapat dimaksimalkan oleh para pelaku industri dalam negeri.

Mengutip Fortune Business Insights, nilai pasar furnitur global tahun 2022 tercatat sebesar 517 miliar dolar AS dengan hampir 50 persennya berasal dari pasar Asia Pasifik atau senilai 247 miliar dolar AS. “Pada tahun 2023, diharapkan nilai pasar furnitur global dapat meningkat menjadi sekitar 541 miliar dolar AS,” imbuh Reni.

Baca juga:  e-Commerce Tidak Mungkin Bisa Ditutup

Melihat hal tersebut, Kemenperin menekankan perlunya strategi untuk terus meningkatkan daya saing industri furnitur, sebagai upaya meningkatkan akses pasar serta menanggapi tren industri furnitur.

Peluang pasar baik di luar maupun di dalam negeri untuk industri furnitur perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh semua pemangku kepentingan baik pemerintah, asosiasi maupun pelaku industri itu sendiri.

Reni mengatakan bahwa pemerintah akan terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk industri furnitur sehingga kinerja industri dapat terus membaik seiring dengan pulihnya pasar furnitur global.

Selain terus meningkatkan pasar ekspor, pelaku industri furnitur juga diharapkan agar tidak meninggalkan pasar dalam negeri. “Tren kesadaran lingkungan memacu para pelaku industri untuk terus meningkatkan kualitas produksi melalui proses berkelanjutan, misalnya menggunakan bahan baku yang lestari, ramah lingkungan, dan menerapkan circular economy. Langkah tersebut juga akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan untuk masyarakat,” ujarnya.

Baca juga:  BRI Salurkan Dana Pendidikan ke Paskibraka dan Anak Pelaku Usaha Mikro

Salah satu langkah yang ditempuh Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) adalah memfasilitasi 10 IKM furnitur dan kerajinan berpartisipasi dalam Pameran IFFINA 2023 yang berlangsung pada 14-17 September 2023 di ICE (Indonesia Convention & Exhibition) BSD, Tangerang Selatan.

Sebanyak 10 IKM tersebut merupakan para IKM yang berhasil lolos kurasi oleh tim kurator, yang terdiri dari akademisi, pelaku industri, desainer dan tim internal Kemenperin. Adapun 10 peserta IKM yang hadir pada Pameran IFFINA yaitu Matahati Kreasi Nusantara, CV Indico, CV Java Gedeg, CV Annora Javantica, Lulu Living, MK Deco, IP Teak Furniture, CV A Class Furniture, JK Form dan Laksa Idea Art and Homedecor.

Baca juga:  Pulihkan Ekonomi, GPEI Bali Siap Ekspor Produk Pertanian dan UMKM

Selain mendapatkan fasilitasi partisipasi pameran, 10 IKM tersebut juga mendapatkan fasilitas pengembangan konsep desain melalui kolaborasi antara desainer profesional dengan pelaku industri untuk menciptakan desain produk kreatif melalui program MadeCon (Makers and Designer Connection), serta pendampingan intensif oleh tenaga ahli tentang product selection, product design, dan product layout.

“Melalui pameran ini, diharapkan produk peserta IKM furnitur dapat dikenal oleh buyer potensial sehingga mendapatkan pasar yang semakin luas dan meningkatkan potensi ekspor. Selain itu, peserta yang merupakan IKM juga bisa mendapatkan pengetahuan dan informasi mengenai tren terbaru maupun selera pasar,” ucap Direktur Industri Kecil dan Menengah Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan Kemenperin, Yedi Sabaryadi. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *