Ribuan krama mengiringi prosesi upacara melasti pralingga Ida Bhatara Pura Agung Besakih serangkaian Upacara Tawur Tabuh Gentuh dan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih 2022, Selasa (15/3). (BP/Istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Ribuan krama mengiringi prosesi upacara melasti pralingga Ida Bhatara Pura Agung Besakih serangkaian Upacara Tawur Tabuh Gentuh dan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih 2022. Ketua Panitia Karya, Jro Mangku Widiartha, Selasa (15/3) mengungkapkan proses pelaksanaan upacara melasti ini sama dengan pemelastian seperti tahun-tahun sebelumnya.

Pralingga ida bhatara memargi (berjalan) menuju lokasi tempat pasucian pada pukul 10.00 WITA. “Ada sebanyak 23 pralingga ida btara yang memargi untuk melasti ke Tegal Suci. Untuk pralingga ida bharata yang pertama memargi (berjalan), yakni pralingga ida bhatara lingsir, ida bhatara kiduling kreteg, diikuti oleh pralingga ida bhatara yang lainnya di belakangnya,” ucapnya.

Baca juga:  Bupati Dana Buka Pesamuhan Agung I Pratisantana Sira Arya Gajahpara

Widiartha, menambahkan, upacara pemelastian ditengah situasi pandemi covid-19 ini tetap dilakukan pembatas. Pihaknya, sebelumnya telah menghimbau di setiap Kepala Keluarga (KK) hanya melibatkan satu orang.

Akan tetapi, pihaknya tidak menutup kemungkinan satu KK bisa lebih dari satu yang ikut ngaturang ngayah mundut ida bhatara. “Kami rasa, satu akan ada yang lebih dari satu. Karena mereka ingin ngaturang ngayah mundut. Untuk proses pemelastian dilaksanakan secara estafet. Karena di masing-masing pemaksan kramanya telah membangi krama, ada yang mundut ida bhatara saat memargi menuju Tegal Suci, dan ada yang mundut saat mewali (kembali) menuju Besakih,” katanya.

Baca juga:  Pendapatan Objek Wisata Besakih Anjlok

Dia menjelaskan, demi kelancaran prosesi upacara pemelastian, pihaknya sebelumnya telah meminta kepada kontraktor untuk membersihkan sisa material proyek yang ada jalan margi agung. Sebab, sepanjang jalur tersebut akan dilewati oleh pralingga Ida Bhatara.

“Jalan Margi Agung akan terus dibuka selama upacara nyejer, setelah itu baru kembali akan ditutup untuk keberlangsungan proyek itu,” tutup Widiartha. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN