
AMLAPURA, BALIPOST.com – Sabha Catur Lawa Pura Agung Besakih secara resmi dibentuk dalam pertemuan yang digelar para pengelingsir Pura Catur Lawa di ruang rapat rumah jabatan Bupati Karangasem, pada Selasa (29/7).
Dalam pertemuan tersebut hadir seluruh pengelingsir Pura Catur Lawa Besakih, diantaranya Penglingsir Pura Ratu Pasek, Panglingsir Pura Ratu Bagus Pande, peanglingsir Pura Ratu Penyarikan dan Penglingsir Pura Ratu Dukuh beserta Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiarta itu, menunjuk Wakil Bupati Karangasem sebagai Ketua Sabha Catur Lawa Pura Agung Besakih.
Dalam pertemuan tersebut dibahas berbagai persoalan yang selama ini dihadapi oleh masing-masing penglingsir Pura Catur Lawa. Salah satu yang mencuat terkait biaya pelaksaan upacara yang dilaksanakan, dimanan tak sedikit pengelingsir Pura Catur Lawa harus berhutang dahulu untuk menutupi kekurangan biaya upakara yang diperoleh dari dana punia hingga urunan krama pengempon.
Kondisi ini dikaui oleh Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiartha. Menurutnya bekaitan dengan kebutuhan dana upacara selama ini di masing-masing Pura Catur Lawa berasal dari urunan dan dana punia umat atau pemedek yang tangkil. Pada saat IBTK tahun ini, masing – masing Pura Catur Lawa hanya mendapat dukungan dana sekedar jatu (sebagaian kecil) yaitu sekitar Rp 50 juta, jika dikalkulasi rata – rata kebutuhan dana upakara dalam setahun bisa mencapai Rp. 600 juta an.
“Penghabisan 1 periode upakara dalam setahun di masing – masing Pura Catur Lawa jumlahnya berbeda-beda, ada lebih banyak ada yang lebih sedikit, jika dirata – ratakan bisa mencapai sekitar Rp 600 juta an. Dari akumulasi kebutuhan tersebut, ada yang kekurangan dana hingga Rp 100 juta ada juga yang lebih,” ujar Widiartha.
Widiartha mengatakan, dengan terbentuknya Sabha Catur Lawa Pura Agung Besakih, pihaknya berharap kedepan bisa mencari solusi agar bagaimana dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan biaya upakara setiap tahunnya yang selama ini masih kekurangan dana. Bahkan dalam pembahasan juga direncanakan akan melaksanakan audiensi dengan murdaning jagat Bali yaitu, Gubernur dan Wakil Gubernur Bali.
Wakil Bupati Karangasem, Pandu Prapanca Lagosa yang ditunjuk sebagai Ketua Sabha Catur Lawa Pura Agung Besakih oleh penglingsir Catur Lawan Pura Agung Besakih, menjelaskan, kalau persoalan yang ada akan menjadi pemikiran bersama untuk kemudian mencari solusi karena Pura Catur Lawa merupakan satu kesatuan dengan Pura Agung Besakih. Kata dia, semuanya harus memahami persoalan ke empat pura ini terkait dengan nyangra puja wali dimana beban masing -masing Pura untuk memastikan keberlangsungan upacara tidak lah sedikit. Terlebih upacara di Pura Catur Lawa ini harus mengikuti tahapan seberapa lama upacara di Pura Penataran Agung Besakih.
“Ini menjadi titik pembahasan kami semua. Kami berkumpul untuk menyatukan persepsi dan terbentuklah wadah sebagai tempat berkomunikasi dan diskusi, sehingga kedepan keempat pura tersebut menjadi satu kesatuan untuk nyangra pujawali IBTK. Kami tidak ingin salah satu dari keempatnya ini menjadi beban, ini mejadi konsen kita bersama bagaimana menyelesaikan persoalan kedepannya” kata Wabup Pandu Prapanca Lagosa. (Eka Parananda/Balipost)