Kakao – Hasil kakao di Jembrana dengan grade AA yang merupakan kualitas ekspor. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Biji kakao produksi petani di Jembrana memiliki pasar ekspor. Sehingga biji kakao yang telah difermentasi mempunyai harga yang tinggi. Selain peluang pasar yang cukup terbuka, tetapi untuk menyuplai permintaan belum mencukupi.

Untuk menghasilkan produk kakao unggulan selain perlu perawatan yang rutin. Juga proses fermentasi yang sesuai sehingga menghasilkan hasil kualitas ekspor.

Salah seorang petani kakao di Pohsanten, Made Sugandi, mengungkapkan harga di pasaran kakao yang sudah fermentasi kualitas AA dan A masih cukup tinggi. Dan hampir sebagian besar petani kakao di Jembrana termasuk dirinya memproduksi kakao kualitas tersebut.

Baca juga:  Terungkap, Identitas dan Dugaan Penyebab Tewasnya Warga Ditemukan di Pinggiran Sungai

Namun, untuk mencapai grade itu, petani harus melalui proses pascapanen yakni fermentasi. Diakui untuk mendapatkan hasil yang sesuai permintaan ekspor, memerlukan perawatan yang serius.

“Harus konsisten dan jangan setengah-setengah. Jangan jadi petani nelayan, artinya hanya mengambil hasil saja seperti nelayan di lautan. Tetapi perlu proses menuju panen. Pemeliharaan dan perawatan tanaman wajib dilakukan. Jangan hanya tanam lalu ditinggal,” kata Sugandi.

Sugandi yang mengembangkan kakao organik ini telah menanam puluhan hektar di Subak Dwi Mekar, Pasatan, Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo. Dan hal ini juga diikuti sejumlah petani Kakao lainnya di Kabupaten Jembrana.

Baca juga:  Belum Normal, Nilai Ekspor dan Impor Bali

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Sutama, mengungkapkan pasar ekspor untuk hasil kakao di Jembrana ini cukup terbuka. Hanya saja, untuk mendapatkan hasil kakao sesuai harapan pasar luar negeri, harus melalui proses fermentasi.

Di sini para petani masih terkendala memenuhi target kebutuhan pasar luar negeri. Proses fermentasi ini memerlukan sejumlah tahap salah satunya pengeringan.

Karena itu, Pemda berupaya agar ada mesin dryer dengan kapasitas yang cukup memadai dan bisa melayani hasil para petani. Sehingga proses lebih cepat untuk memenuhi permintaan pengiriman ekspor.

Baca juga:  8 Bulan Pandemi, Pembiayaan Capai Belasan Triliun

Kakao Jembrana memiliki citarasa khas dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Salah satu yang membedakan adalah lemak kakao yang dihasilkan dari Kakao Gumi Makepung ini.

Tekstur tanah di sini keras namun berpasir, mungkin ini yang menjadikan hasil tanaman kakao berbeda. Sehingga memiliki aroma yang khas. biji Kakao ini ini selain untuk kebutuhan konsumsi, juga bisa digunakan untuk bahan kosmetik. Terutama untuk lemak dari minyak Kakao. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *