Christoper diamankan karena menyalahi aturan imigrasi. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Setelah dilakukan penangkapan karena hebohnya rencana kelas yoga Tantric Full Body Orgasm, WNA asal Kanada, Christopher Kyle Martin kelahiran 12 November 1983, dideportasi. Hal itu dikatakan Kakanwil Kemenkumham Bali, Jamaruli Manihuruk, dalam siaran persnya, Minggu (9/5).

Christoper akan dideportasi lewat Bandara Soekarno-Hatta. Christoper akan tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Minggu pukul 16.50 WIB lewat Bandara Ngurah Rai. Ia akan melanjutkan penerbangan dengan rute Jakarta-Doha-Kanada menggunakan penerbangan Qatar Airways pada Senin dini hari pukul 01.00 WITA.

Baca juga:  Langgar PPKM Darurat, Belasan WNA Terancam Deportasi

Jamaruli mengatakan salah satu dasar dilakukan deportasi karena Christopher Kyle Martin dinilai melakukan pelanggaran keimigrasian. Dijelaskannya, Tantric Full Body Orgasm yang diselenggarakan oleh orang asing mendapatkan perhatian yang luas dari masyarakat, anggota legislatif, pemerintah pusat dan Gubernur Bali, Wayan Koster.

Karena kegiatan yoga ini sangat bertentangan dengan kebudayaan Indonesia, khususnya kebudayaan Bali yang memegang teguh adat istiadat dan norma agama. Kakanwil Kemenkumham Bali kemudian memerintahkan Tim Inteldakim Divisi Keimigrasian dan Tim Inteldakim Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar dan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai untuk berkoordinasi dengan polisi dan Sat Pol PP untuk memburu yang bersangkutan. Atas bantuan Tim Cyber Polri lokasi yang bersangkutan ditemukan di Ubud. Namun saat disambangi, Christopher Kyle Martin tidak ada di sana.

Baca juga:  Pemandu Lagu Diadili Kasus Narkoba

Pada Jumat, 7 Mei 2021, tim mendapat informasi keberadan Christopher di Uluwatu Village House dan dilakukan penangkapan. Hasil pemeriksaan, Christopher Kyle Martin mengakui bahwa acara Yoga Tantric Full Body Orgasm sudah lama diiklankan dan lupa dihapus.

Yoga itu rencananya diselenggarakan pada 2020 di Karma House of Tattoos Jalan Penestanan, Ubud, Bali. Tetapi ditunda hingga 2021 karena yang bersangkutan tidak memiliki sertifikat sebagai instruktur yoga dan tidak memiliki izin kerja.

Baca juga:  Aktivitas Gunung Agung Masih Level Waspada

Christopher menjelaskan bahwa yoga ini tidak memiliki kandungan seksualitas dikarenakan berbeda dengan orgasme genital. Melainkan lebih banyak mempelajari tehnik pernafasan.

Untuk mengikuti yoga ini peserta diminta untuk membayar 20 Euro sudah termasuk membayar sewa tempat dan makanan pada saat acara berlangsung. Di Indonesia, Christopher Kyle Martin menggunakan izin tinggal kunjungan. (Miasa/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *