Suasana penyusunan PTK oleh guru-guru di Sekolah Widiatmika. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Setelah dilangsungkan sekitar 4 bulan, bimbingan teknis (Bimtek) penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digelar Yayasan Widiatmika bersama Universitas Mahasaraswati Denpasar dan STKIP Citra Bakti, Kamis (4/3) ditutup. Penutupan dilakukan Pembina Yayasan Widiatmika secara virtual di SMA dan SMK Widiatmika, Jimbaran.

Menurut Ketua Panitia Bimtek Penyusunan PTK Yayasan Widiatmika, Agus Suastika Adiputra, kegiatan ini diikuti semua jenjang sekolah, dari Paud, SD, SMP, SMA, dan SMK yang ada di bawah naungan Yayasan Widiatmika. Bimtek ini merupakan agenda rutin dari masing-masing unit.

Dalam penelitian ini, diharapkan guru-guru bisa secara mandiri mengevaluasi, maupun menilai proses pembelajaran yang mereka laksanakan. “Oleh karena itu, penelitian ini merupakan salah satu program keprofesian berkelanjutan bagi para guru, sehingga secara mandiri guru-guru mengetahui apakah semua proses pembelajaran itu efektif, atau bermanfaat, berdampak pada belajar siswa, prestasi belajar, kemandirian. Tergantung variabel apa yang diukur oleh para guru itu,” terangnya.

Baca juga:  Guru dan Teknologi Saat Pandemi COVID-19

Penelitian ini merupakan komitmen Yayasan Widiatmika dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu proses pendidikan di sekolah Widiatmika. Untuk itulah pihaknya melaksanakan kerjasama dengan Universitas Mahasaraswati Denpasar, khususnya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, serta STKIP Citra Bakti.

Dari kerjasama ini, guru-guru di Widiatmika didampingi mulai dari perencanaan, identifikasi masalah, pembuatan proposal, sampai dengan proses penelitian dan seminar. Bahkan setelah diseminarkan akan dijadikan sebuah artikel dan dipublikasikan. Dari 73 guru tetap di Yayasan Widiatmika yang ikut dalam Bimtek ini, semuanya telah diseminarkan, bahkan hasilnya sangat baik.

Baca juga:  Guru dan Siswa Mengungsi, Sekolah Ini Terapkan Sistem Pembelajaran Online 

“Semua guru, semua peneliti sudah memaparkan bahwa apa yang dilakukan dalam proses belajar selama ini, itu sangat berdampak pada sikap anak-anak. Karena kami sadar bahwa dengan guru yang berkualitas, proses belajar yang berkualitas, pasti pendidikan di Widiatmika, di Indonesia pada umumnya akan menjadi bermutu dan unggul,” papar Agus Suastika.

Sementara itu, Pembina Yayasan Widiatmika, Drs I Nyoman Sudiatma M.Pd menjelaskan bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terencana dan harus mampu mewujudkan peserta didik yang cerdas dengan dibekali keterampilan serta memiliki karakter baik. Oleh karena itu, dari seluruh komponen pendidikan seperti kurikulum, sarana prasarana, metode dan model pembelajaran, lingkungan belajar dan orang tua, maka gurulah paling memiliki peran yang strategis didalam mewujudkan kualitas pembelajaran yang lebih baik. “Oleh karena itu, pendidikan tanpa guru, seperti layaknya kita berada dalam ruangan tanpa cahaya,” jelas Sudiatma.

Baca juga:  Hak Guru Makin Berkurang di RUU Sisdiknas

Untuk mewujudkan kualitas pembelajaran yang lebih baik, Sudiatma menekankan agar guru harus lebih inovatif dan inspiratif. Sehingga dapat mendesain pelaksanaan pembelajaran yang mampu mewujudkan generasi emas di 2045.

Menyusun PTK merupakan salah satu kreativitas dan inovasi guru, untuk mencari solusi dari permasalahan pembelajaran yang ditemukan guru didalam kelasnya masing-masing. Guru telah dibekali 4 kompetensi yang harus diimplementasikan dan terus diasah dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga dapat menghasilkan proses pembelajaran untuk SDM yang lebih baik. Diharapkan agar kerjasama ini trus berlanjut dalam bentuk-bentuk yang berbeda. (Adv/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *