Kepala LLDIKTI Wilayah VIII, Prof. Dr. Drs. I Nengah Dasi Astawa, M.Si. (kanan) bersama Ketua STMIK Primakara Made Artana, S.Kom., M.M. (kiri). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Perguruan tinggi dituntut untuk dapat menjadi ladang inovasi bagi seluruh individu yang ada di dalamnya, termasuk mahasiswa serta dosen. Bahkan di era disrupsi ini perguruan tinggi harus berlari kencang dan memberikan layanan superior. Demikian diutarakan Prof. Dr. Drs. I Nengah Dasi Astawa, M.Si., sebagai Kepala LLDIKTI Wilayah VIII saat berbicara di hadapan civitas akademika STMIK Primakara, baik yang hadir maupun menyaksikan live streaming di akun YouTube PrimakaraTV, Selasa (12/1).

Ia mengajak STMIK Primakara melompat dan berlari kencang jangan berjalan lelet seperti penyu. “Harus berlari kencang di era disrupsi,” pesan akademisi murah senyum ini.

Baginya ada tiga hal yang menyebabkan PTS unggul yakni pelayanan, kecepatan, ketepatan. “Servis bagus tidak cukup, tapi harus berikan superior service, ditambah speed dan ketepatan. Bangun perguruan tinggi berkualitas dalam peradaban canggih berbasis cinta kasih agar bisa jumping (melompat) dan running (berlari),” ujar Prof Dasi.

Baca juga:  Jembatani Startup Bertemu Investor, Inkubator Bisnis Primakara Gelar "Pitching Night"

Ia membeberkan empat langkah agar sebuah kampus mampu menjadi “Kampus Idola Generasi Millenial & Post-Millenial.” “Pertama, kampus tampil beda. Kedua, kampus sehat. Ketiga, kampus berkualitas. Keempat, baru menjadi kampus idola. Terakhir, sebagai kampus masa kini,” ujarnya.

Ketua STMIK Primakara Made Artana, S.Kom.,M.M., mengungkapkan pihaknya ingin mewujudkan kampus idola. “Kami ingin jadikan STMIK Primakara benar-benar sebagai kampus idola bagi generasi muda. Ini topik penting karena customer kita generasi Y (generasi millennial) dan generasi Z (post-millenial). Kami butuh masukan ide cemerlang Prof Dasi,” papar Artana.

Baca juga:  Puluhan Ribu Peserta akan Hadiri Forum Air Sedunia 2024 di Bali

Artana juga memaparkan sejumlah capaian STMIK Primakara sebagai kampus IT yang usiany baru 7 tahun. Salah satunya, reakreditasi sudah dilakukan dengan hasil yang cukup membanggakan, akreditasi institusi dengan nilai B dan akreditasi seluruh program studi (prodi) meraih nilai B pula.

Peringkat kampus yang dikenal sebagai Technopreneurship Campus ini di tingkat nasional juga cukup membanggakan dan meningkat dari tahun ke tahun. Di tahun 2019 STMIK Primakara berada di peringkat 256 nasional dan melesat jauh ke peringkat 170 nasional di 2020.

Baca juga:  Ajak Milenial Kuasai Teknologi, Bupati Giri Prasta Gandeng STMIK Primakara

Untuk di Bali sendiri STMIK Primakara masuk peringkat 5 dalam hal peringkat perguruan tinggi swasta (PTS). Target dalam beberapa tahun ke depan STMIK Primaka masuk 100 besar nasional. “Tentu juga berharap bisa peringkat satu di Bali,” kata Artana.

STMIK Primakara juga mengantongi dua sertifikat ISO yakni ISO 9001:2015 dan ISO 21001:2018 yang diraih di akhir tahun 2020. “STMIK Primakara satu-satunya kampus di Bali yang punya dua ISO ini. Bagi kampus yang baru berusia 7 tahun rasanya susah mencapai dua ISO ini tapi dengan kerja keras bisa kami capai,” ungkap Artana. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *