Suasana pembelajaran di STMIK Primakara. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara kembali menorehkan prestasi. Sekolah yang masih berusia relatif muda ini masuk peringkat 170 nasional dalam Klasterisasi Perguruan Tinggi Tahun 2020 yang dilakukan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

Ketua STMIK Primakara, I Made Artana mengakui, masuknya kampus yang dipimpinnya itu di peringkat 170 secara nasional merupakan sebuah kebanggaan. “Usia kita belum genap tujuh tahun tapi kita sudah berada di peringkat 170 se-Indonesia. Mungkin satu dari segelintir kampus muda yang berada di peringkat atas,” kata Artana, Kamis (10/9).

Baca juga:  2020, Bupati Suwirta Target Penanganan Rumah Warga Miskin Tuntas

Peringkat ini merupakan pencapaian yang luar biasa bagi kampus dengan slogan Technopreneurship Campus ini. Sebab, pesaing-pesaing kampus IT di Bali sangat jauh di bawah STMIK Primakara.

Apalagi secara nasional, STMIK Primakara bersaing dengan 2.136 Perguruan Tinggi non-vokasi yang masuk dalam lima klaster. Kampus IT yang terakreditasi institusi dengan nilai B dari BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi) ini menduduki urutan 24 pada Klaster 4 dari 400 Perguruan Tinggi yang termasuk dalam Klaster 4.

Baca juga:  STMIK Primakara Siapkan Pendampingan Belajar Online

STMIK Primakara meraih skor total 1.444 dari empat indikator yakni Input (1.178), Proses (2290), Output (0.819) dan Outcome (1.439).

“Target jangka pendek kita ke 100 besar, tentu nanti target ambisiusnya lebih mendaki lagi, lebih tinggi lagi. Target jangka pendek lah setahun dua tahun ini kita di 100 besar, dan bisa terakreditasi A” kata Artana.

Dengan adanya target tersebut, Artana mengakui bahwa pihaknya memang harus bekerja keras. Apalagi hal itu memang tidak bisa dilakukan secara instan karena parameter atau variabelnya banyak sekali yang harus dipenuhi.

Baca juga:  Ribuan Peserta Hadiri Webinar "UMKM Bangkit Bersama Bank BPD Bali"

Ia menuturkan, ada empat hal yang dinilai dalam pemeringkatan kampus dalam Klasterisasi Perguruan Tinggi yang dilakukan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, yakni input, proses, output dan outcome.

“Jadi itu harus bagus semua,” kata pria yang pernah menyabet penghargaan The Most Outstanding Development Officer dan The Best Development Officer dari JCI Asia Pasific Development Council itu. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *