IB Wisnuardhana (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bali daerah agraris karena sebagaian besar penduduknya menggantungkan mata pencahariannya di sektor pertanian. Sehingga Gubernur Bali Wayan Koster memerintahkan, sektor yang tidak boleh berhenti beraktivitas adalah kesehatan dan pertanian, walaupun sektor lain diharapkan juga tidak boleh berhenti beraktivitas.

Dalam 72 tahun Bali Post berupaya turut mendorong kebangkitan ekonomi Bali melalui gotong royong berupaya. Salah satu sektor yang memiliki potensi adalah pertanian.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana, Selasa (11/8) mengatakan, dalam masa Covid-19, sektor kesehatan berupaya untuk mengendalikan dan mencegah perluasan virus. Sedangkan di sektor pertanian berupaya agar ketersediaan pangan masih tercukupi untuk krama Bali, di samping petani yang terkena dampak juga bisa diantisipasi, jangan sampai kesejahteraannya menurun.

Baca juga:  Soal Gelar Pesta Perayaan Tahun Baru, Ini Kata Kapolda

Terkait dengan hal itu, ia banyak melakukan refocusing kegiatan, menyesuaikan dengan kebutuhan seperti, penyediaan pangan dan meningkatkan pendapatan pertanian. “Sesuai dengan instruksi Gubernur, kita melakukan penyesuaian kegiatan melalui refocusing kegiatan,” ujarnya.

Petani, baik petani penggarap dan petani pemilik lahan serta buruh tani juga terkena dampak karena pemasaran hasil pertaniannya terhambat. Mengingat selama ini produk petani Bali ini sebagian besar terserap di horeka (hotel, restaurant, dan catering) termasuk juga pasar rakyat. “Begitu ada pandemi Covid 19, horeka mengalami penurunan juga,” imbuhnya saat wawancara dalam Program Bali Post Talk.

Dengan adanya kesulitan dari petani terkait pemasaran, pada sektor hulu mengembangkan kegiatan padat karya. Seperti rehabilitasi jaringan irisgasi, rehabilitasi jalan usaha tani, bantuan infrastruktur irigasi, pembuatan embung.

Baca juga:  Gunung Agung Kembali Semburkan Asap, Tak Ganggu Aktivitas Upacara

“Tahun ini lebih banyak menyalurkan alat, mesin pertanian seperti traktor, alat tanam, alat perontok gabah, termasuk alat panennya, supaya petani terbantu. Karena usaha tani, sebagian besar pengeluarannya untuk ongkos. Jadi bantuan hasil pertanian ini akan sangat terbantu,” ujarnya.

Sementara di sektor hilir pertanian, refocusing kegiatan yang dilakukan menggalakkan aspirasi usaha tani pertanian karena pemerintah pusat memprogramkan asuransi usaha tani padi dan sapi, yang mana premi disubsidi pemerintah. Jika terjadi gagal panen, petani akan mendapat jaminan dari gagal panennya.

Selain itu, menurutnya yang paling penting dilakukan dalam kaitannya dengan pemberdayaan petani di masa pandemic adalah fasilitasi pemasaran karena serapan ke horeka (hotel, restaurant, catering) dan pasar rakyat menurun. “Tapi rumah tangga masih perlu, sehingga kita kembangkan beberapa start up pengembang aplikasi supaya bisa memasarkan produk pertanian secara online,” ungkapnya.

Baca juga:  Lagi, Pegawai Bank Dijemput Tim Medis COVID-19

Di samping juga mengembangkan pasar gotong royong krama Bali. Berdasarkan Surat Edaran Gubernur Bali mewajibkan instansi vertical, BUMN, BUMD, swasta terutama organisasi perangkat daerah (OPD) untuk melaksanakan pasar gotong royong di kantor masing – masing setiap hari Jumat. Pegawai tersebut diwajibkan menganggarkan 10 persen dari penghasilannya untuk membeli produk petani. “Konsep gotong royong ini adalah pegawai yang tidak terkena dampak ini secara bergotong royong membeli produk petani,” jelasnya. (Citta Maya/Balipost )

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *