
TABANAN, BALIPOST.com – Gerbang perbatasan (tapal batas) Kabupaten Tabanan kini tak lagi sekadar penanda wilayah. Tapal batas dikemas dengan sentuhan estetika yang mencerminkan jati diri daerah sebagai lumbung pangan dan pusat seni budaya Bali.
Plt. Kepala Dinas PUPRPKP Tabanan, I Made Dedy Darmasaputra mengatakan, penataan tapal batas dilakukan secara terpadu di dua titik utama yakni perbatasan barat dengan Kabupaten Jembrana dan perbatasan timur dengan Kabupaten Badung. “Pekerjaan saat ini terus dikebut dan ditargetkan rampung pada akhir November 2025,” ujarnya, Minggu (2/11).
Menurut Dedy, penataan di kawasan Selabih, Kecamatan Selemadeg Barat, yang berbatasan dengan Jembrana, mengusung tema agraris. Enam patung dipasang di lokasi ini, menggambarkan kehidupan pertanian masyarakat Tabanan, mulai dari petani yang membajak sawah (matekap), patih, hingga sosok petani bersama anaknya. “Kami juga menambahkan patung sapi yang menjadi simbol ketahanan pangan dan karakter agraris Tabanan,” jelasnya.
Berbeda dengan sisi barat, tapal batas timur yang berbatasan dengan Badung menonjolkan kekayaan seni dan budaya Tabanan. Di lokasi ini akan berdiri sejumlah patung penari seperti tari oleg tamulilingan, tari kebyar duduk, figur Panca Pandawa dan okokan sebagai ikon tradisi khas Bali. “Dari timur kami ingin menghadirkan Tabanan sebagai daerah seni yang memiliki karakter dan keindahan tersendiri,” tutur Dedy.
Lebih jauh dijelaskan, penataan dua tapal batas tersebut merupakan bagian dari konsep story land yang mengisahkan Tabanan melalui karya visual. “Dari barat kita ceritakan kisah agraris, dari timur kita tampilkan identitas seni. Jadi siapa pun yang melintas akan langsung mengenal karakter Tabanan melalui simbol-simbol itu,” tambahnya.
Untuk mendukung proyek tersebut, Pemkab Tabanan mengalokasikan anggaran cukup besar. Penataan di tapal batas timur (Tabanan–Badung) menelan biaya Rp10 miliar, sedangkan di perbatasan barat (Tabanan–Jembrana) sebesar Rp5 miliar.
Dedy berharap, dengan rampungnya proyek ini, wajah baru tapal batas Tabanan tidak hanya menjadi elemen estetika, tetapi juga ikon kebanggaan daerah. “Kami ingin tapal batas ini menjadi simbol penyambut yang memperkuat citra Tabanan sebagai kabupaten agraris dan berbudaya,” pungkasnya. (Puspawati/balipost)










