Sektor pertanian di Gianyar ke depan diharapkan bisa menopang pengembangan sektor pariwisata.(BP/istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Berkurangnya daerah resapan air diakibatkan terkikisnya lahan produktif, seperti sawah menjadi perumahan. Guna mempertahankan lahan produktif, Pemkab Gianyar mendorong sektor pertanian bisa menopang sektor pariwisata.

Bupati Gianyar I Made Mahayastra, Jumat (19/9) mengatakan Gianyar memang merupakan kawasan agraris. Perkembangan sektor pariwisata dan pergeseran lahan produktif menjadi perumahan membuat semakin berkurangnya kawasan resapan air.

Kondisi ini terlihat saat musim hujan. Dijelaskannya, areal sawah di Kabupaten Gianyar awalnya tercatat 13.000 hektare.

Baca juga:  Satpol PP Keluarkan SP I Untuk Proyek Pabrik Aspal Bodong

Akibat perkembangan pariwisata dan permukiman menyebabkan lahan sawah terkikis menjadi 11.000 hektare.

“Bahkan berdasarkan potret Lahan Sawah Dilindungi (LSD) terakhir tinggal 7.000-an hektar,” ucapnya.

Bupati Mahayastra memaparkan terkikis lahan produktif tidak bisa lepas dari dasyatnya perkembangan pariwisata. Ini dikarenakan nilai penghasilan pariwisata jauh melebihi pertanian.

Lebih lanjut dikatakannya, untuk mempertahankan lahan produktif, Gianyar mesti menerapkan konsep pertanian mendukung pariwisata. “Pertanian tidak hanya menghasilkan padi tetapi juga menghasilkan dolar dari pariwisata,” jelasnya.

Baca juga:  Dari Kelompok Pemuda Bentrok hingga RSUP Prof Ngoerah Sesuaikan Arus Lalin

Bupati Mahayastra menambahkan untuk pengembangan pertanian ke depan mesti dikerjasamakan pelaku pariwisata. “Intinya, selain menopang sektor pariwisata, sektor pertanian saat ini di Gianyar masih menjaga surplus beras 40 ribu ton,” tegasnya. (Wirnaya/balipost)

BAGIKAN