Suasana screening COVID-19 di Bandara Ngurah Rai. (BP/Istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Pemkab Karangasem sejatinya telah berupaya untuk melobi para pemilik hotel di Karangasem agar hotelnya bisa disewa sebagai tempat karantina tenaga kerja (naker) migran. Hanya saja, Pemkab kesulitan mencari tempat karena sebagian besar hotel yang dijajaki menolak.

Kondisi ini pun disayangkan Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa. Sebab, pelaku usaha Karangasem ini malah enggan menyewakan hotelnya untuk tempat katantina PMI.

Baca juga:  Sempat Nihil, Karangasem Kembali Catatkan 1 Desa Masuk Zona Orange

Kondisi berbanding terbalik justru diterimanya dari pemilik hotel di Kuta, Badung. “Mereka malah lebih welcome kepada Pemkab Karangasem yang berkeinginan untuk menyewa hotel di sana,” ungkapnya.

Ia pun mengaku sudah pula bertemu dengan sejumlah pihak di Kuta. “Kita sudah bertemu dengan pihak hotel, Lurah Kuta dan kepala lingkungan dan satgas di sana. Mereka sangat terbuka menerima kita yang hendak menyewa hotel untuk tempat karantina PMI. Mereka tidak ada masalah. Nah ini berbanding terbalik, malah di Karangasem kita sulit mencari hotel untuk tempat PMI ini,” ucapnya.

Baca juga:  Gara-gara Miskomunikasi, Warga Harus Jalani Isolasi Usai Bantu Angkat Jenazah Pasien COVID-19

Seharusnya, di Karangasem masyarakat mau menerima karena Badung saja, yang bukan warganya sendiri mau diterima dengan tangan terbuka. “Bahkan Badung menyarankan, masyarakat Karangasem seharusnya lebih greget menerima warganya sendiri ketimbang Badung,” jelas Artha Dipa.

Menurut, Artha Dipa, sejatinya dengan disewa jadi lokasi karantina PMI ini, hotel tersebut ada pemasukan. Ketimbang seperti saat ini tidak ada wisatawan yang menginap dan hotel kosong. “Makanya, kami sangat berharap pemilik hotel mau menyewakan hotelnya. Tapi, untuk sementara ini, kita menyewa hotel yang ada di Badung,” tegasnya. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Hasil Survey, Bangli Peringkat Ketiga Kasus Stunting di Bali
BAGIKAN