Para PMI saat menjalani proses vaksinasi COVID-19. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Selama tahun 2022, pekerja migran Indonesia (PMI) yang telah kembali bekerja ke luar negeri (LN) sebanyak 270 ribu orang. Jumlah ini dikatakan Deputi Bidang Penempatan dan Perlindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah, Irjen Pol. Achmad Kartiko, telah melewati target yang dicanangkan hingga akhir tahun yakni 150 ribu orang.

Sementara, khusus PMI asal Bali, sebanyak 12.870 orang telah kembali berangkat ke luar negeri sejak Covid-19. “Tahun depan kita harapkan melebihi lagi. Yang banyak, tapi yang berkualitas dan mempunyai kompetensi. Kita sedang menggenjot penempatan-penempatan di Eropa, khususnya untuk yang memiliki skill profesional seperti perawat dan hospitality. Bali ini salah satu penyumbang yang memiliki kemampuan hospitality,” katanya, Rabu (14/12).

Baca juga:  Penataan Pasar Suci Baru Ditarget Mulai Awal Juni 2023

Menurutnya, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) telah mendirikan lounge atau fasilitas VVIP bagi PMI di lima bandara internasional di Indonesia. Bandara dimaksud yakni Bandara Ahmad Yani Semarang, Juanda, Kualanamu, Abdul Majid, dan Ngurah Rai. Dipilihnya kelima bandara ini, karena merupakan bandara dengan tingkat keberangkatan dan pemulangan tinggi serta menjadi kantong-kantong PMI.

Pihaknya berharap lounge ini mampu memutus hal-hal yang tidak diinginkan yang bisa saja menimpa PMI, yakni sindikat ilegal. “PMI yang datang ke sini kita sediakan pelayanan makan dan minum gratis. Mereka bisa menunggu proses pemberangkatan di sini sehingga mereka akan merasa nyaman,” ucapnya.

Baca juga:  16 Orang PMI Asal Denpasar Tiba, Langsung Dikarantina

Sementara itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral (Kadisnaker ESDM) Provinsi Bali, I.B. Ngurah Arda menyampaikan, 12 ribu lebih PMI yang sudah kembali berangkat ini tersebar bekerja di darat maupun di laut atau kapal pesiar. Negara tujuan keberangkatan tertinggi masih Italia, Maldives, dan Turki.

Menurutnya, terdapat 77 negara yang menjadi tujuan PMI asal Bali. Diakuinya, Australia belum menjadi tujuan PMI dan terkait hal ini tengah digodok. “Australia belum dibuka, kalau Inggris sudah. Targetnya sebanyak-banyaknya. Pemprov Bali sejak tahun 2005 telah membuat keputusan mengirim PMI dengan kompetensi menengah ke atas,” jelasnya.

Baca juga:  Denpasar Rancang Target Pajak Daerah Rp 900 Miliar

Pihaknya juga mengingatkan kepada calon PMI untuk selalu berhati-hati dan memilih agen resmi dengan melihat informasi di website Disnaker Bali. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN