Ilustrasi. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Untuk menyediakan beras medium dengan harga yang terjangkau sekaligus menjaga kestabilan harganya, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali memberdayakan Toko Tani Indonesia (TTI). Untuk Bali sendiri, setidaknya ada 120 TTI yang tersebar di seluruh kabupaten/kota.

Dengan adanya subsidi harga beras medium yang disebarkan melalui TTI ini, masyarakat diharapkan bisa mendapatkan beras medium dengan harga terjangkau di tengah peningkatan harga. Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Nyoman Suarta mengatakan dalam menyediakan beras medium dengan harga terjangkau di masyarakat, Bali memiliki 24 kelompok Lembaga Usaha Pangan Masyarakat (LUPM).

Lewat LUPM ini beras medium disediakan dan kemudian menjadi pemasok beras untuk TTI seluruh Kabupaten/Kota. Setiap LUPM mendapatkan dana penguatan modal usaha kelompok dari pemerintah pusat sebesar Rp 60 juta. “Dana ini untuk biaya operasional,” ujar Suarta.

Baca juga:  Buleleng Klaim Surplus, Tapi Harga Beras Melambung

Lanjut Suarta, masing-masing LUPM ditargetkan menyerap 50 ton gabah petani. Biasanya harga gabah yang dibeli ke masyarakat di atas HPP. “Saat ini harga gabah mencapai Rp 4900 per kilogram,” ujarnya.

Diakui Suarta, harga beras medium yang dijual melalui TTI tidak tetap atau mengalami perubahan sesuai dengan harga gabah. Biasanya sebelum harga ditetapkan akan dilakukan penghitungan terlebih dahulu sehingga bisa disesuaikan dan diterapkan secara merata diseluruh TTI. ”Tentu dalam penghitungan itu ada keuntungan meski tidak banyak. Dengan harga gabah saat ini, beras premium yang dijual melalui TTI saat ini sekitar Rp 9400 per kilogram,” ujarnya.

Baca juga:  Tinjau Tempat Relokasi Pedagang Pasar Gianyar, Ini Tanggapan Bupati Mahayastra

Dalam membeli berat medium lewat TTI, kata Suarta, tentu ada syaratnya yaitu tidak boleh dibeli dalam jumlah banyak untuk menutup kemungkinan beras dijual kembali karena harganya yang lebih murah daripada harga pasar. Karena lebih murah, minat masyarakat membeli beras medium melalui TTI, diakui Suarta, cukup tinggi.

Ini terbukti, beberapa TTI kehabisan stok beras medium seperti di Tabanan dan Buleleng. Sayangnya LUPM di Bali masih terbatas dan hanya bisa menyerap 50 ton gabah petani per satu LUPM.

Diharapkan ke depan pendanaan operasional LUPM bisa lebih tingkatkan lagi sehingga bisa menyerap lebih banyak gabah petani. Begitu juga dengan pertumbuhan LUPM dan TTI diharapkan bisa ada masing-masing satu setiap desa.

Baca juga:  Produksi Beras di Klungkung Digenjot, KUD Dilibatkan Beli Gabah Petani

Untuk memudahkan masyarakat dalam bertransaksi, Dinas Ketahanan Pengan Provinsi Bali mendorong TTI yang ada untuk berjualan online dan berkerjasama dengan driver online yang ada saat ini. “Jadi pemesanan bisa lewat online dan diantarkan langsung ke rumah. Ini masih dijajaki,” ujarnya.

Untuk bisa memberikan harga terjangkau untuk kebutuhan pokok lain, rencananya selain beras di tahun 2020 akan dikembangkan LUPM bawang dan telur. Dengan ini diharapkan bisa memotong rantai penjualan kebutuhan pokok di masyarakat dan bisa menawarkan harga lebih murah dibandingkan harga pasar. (Wira Sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *