Beragam jenis dan merk beras dijual di salah satu swalayan. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Harga beras di Bali nampaknya masih fluktuatif. Indikasinya terjadi perbedaan soal harga beras antara pedagang ritel dengan Bank Indonesia. Peritel menyebut harga beras naik, sedangkan Bank Indonesia menyebutkan turun.

Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali Agung Agra Putra, Minggu (19/3) mengatakan, harga beras per tanggal 17 Maret 2023 untuk beras premium di toko ritel naik 0,5% – 0,7% menjadi Rp13.250 – Rp13.700, sedangkan harga beras medium rata–rata Rp12.100 per kg – Rp12.400 per kg. Harga beras medium jauh di atas harga beras HET medium.

Jelang Nyepi dan Ramadan, akan terjadi peningkatan permintaan dari konsumen sekitar 30% dan pada saat Ramadan bisa mencapai 15%-20%. Meski momen ini menjadi momen bagi ritel untuk meraup untung, namun kenaikan permintaan harus diimbangi dengan ketersediaan barang yang cukup terutama bahan pangan agar harganya tidak melambung tinggi. Maka dari itu ia telah menyiapkan stok yang cukup untuk menyikapi kenaikan permintaan.

Baca juga:  2019, Dampak IMF-WB AM Masih Berlanjut

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho menyampaikan, harga beras mulai melandai pada Maret karena sebagian daerah di Bali sudah mulai memasuki musim panen. Berdasarkan hasil monitoring harga yang dilakukan oleh Bank Indonesia, sampai dengan posisi minggu II Maret 2023, masih terdapat potensi kenaikan harga yang bersumber dari harga komponen volatile foods (VF), khususnya cabai. “Panen cabai kali ini tentunya akan menambah pasokan cabai di Bali sehingga diharapkan harga cabai di pasar akan menurun”, ujarnya.

Baca juga:  Dunia Usaha Terindikasi Tumbuh Positif

Trisno menambahkan bahwa Bank Indonesia terus bersinergi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah serta instansi terkait untuk mengendalikan inflasi pangan melalui GNPIP. “Kegiatan ini harus dilakukan dengan semangat KIS (konsistensi, inovasi, dan sinergi) agar kestabilan harga dapat terus dijaga dan mencapai target inflasi 3%±1% pada akhir 2023”, ujar Trisno.

Secara resmi, pemerintah telah menaikkan Harga Eceran Tertinggi Beras (HET). Untuk HET beras medium di zona 1 ditetapkan sebesar Rp10.900 per kg, zona 2 Rp11.500/kg, dan zona 3 Rp11.800/kg. Bali termasuk zona 1. Sementara Sedangkan HET beras premium di zona 1 sebesar Rp13.900/kg, zona 2 Rp 14.400/kg, dan zona 3 Rp14.800/kg.

Menurut Trisno, menjelang Hari Raya Nyepi dan Ramadan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Provinsi Bali juga melakukan sinergi dari hulu ke hilir dalam rangka Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi Bali tahun 2023. Di sisi hilir, telah dilaksanakan operasi pasar. Kegiatan operasi pasar tersebut merupakan sinergi antara Pemerintah Kota Denpasar, Bank Indonesia Bali, Bulog, Perumda, distributor bahan pangan serta UMKM.

Baca juga:  Wujudkan "Green Tourism," Pelaku Pariwisata Didorong Gabung Asosiasi

Kegiatan operasi pasar selain upaya pengendalian inflasi, juga merupakan langkah untuk pemenuhan kebutuhan pangan terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nyepi dan Ramadan. Operasi pasar ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas ekonomi dari UMKM yang terlibat. Sedangkan di sisi hulu, telah dilakukan penanaman bibit dan panen cabai. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN