Situasi rumah duka almarhum Jro Jangol di Jalan Pulau Batanta Denpasar. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Keluarga sangat merasa kehilangan atas kepergian Komang Gde Swastika alias Jro Jangol (41) Jumat (28/12). Kedua istri Jro Jangol, yaitu istri kedua dan ketiga sangat terpukul dengan kematian suaminya.

Kerabat Jro Jangol, Jro Gede Putra menuturkan tak menyangka saudara iparnya itu sangat cepat meninggalkan keluarga. Tidak ada riwayat sakit apapun yang diderita Jro Jangol sebelumnya. Hanya batuk dan pilek yang dikeluhkan saat Galungan.

Pada Jumat (28/12), sekitar pukul 01.00 dini hari, pintu rumahnya digedor saudaranya mengabarkan Jro Jangol masuk rumah sakit Kasih Ibu. Keponakannya yang satu blok di Lapas dengan Jro Jangol mengabarkan hal itu. “Dia nganter ke rumah sakit dibawain ambulan dari Polisi juga dikawal dengan petugas,” ungkapnya.

Ia bergegas menuju rumah sakit. Ia tidak menyangka Jro Jangol meninggal dengan cepat karena almarhum tidak memiliki riwayat sakit. “Sebelum Galungan sempat mengeluh batuk pilek dan sesak. Kemarin juga sempat becanda dengan anak – anak, tidak menunjukkan rasa sakit,” tuturnya ditemui di rumah duka di Jalan Pulau Batanta, Denpasar, Jumat (28/12).

Pukul 01.00 ketika dibawa ke Kasih Ibu Hospital (KIH), kondisi almarhum sudah dalam kondisi kritis. “Ketika di observasi di IGD, kita berdoa agar bisa melewati fase kritis. Tapi ternyata tidak terselamatkan,” ujarnya.

Baca juga:  Sejak Sakit, Almarhum Arka Hardiana Vakum dari Dunia Politik

Diakui, almarhum tidak memiliki riwayat sakit jantung. Saat kondisi kritis, almarhum hanya mengeluh sesak. Sekitar pukul 04.30 wita, akhirnya almarhum menghembuskan nafas terakhirnya. Almarhum meninggal di ICU KIH. “Orang tua juga tertekan beban, bapak juga sakit,” ungkapnya sembari menyebut Jro Jangol merupakan anak dari pasangan Ni Made Masih dan I Made Suda.

Jro Jangol merupakan anak ketiga dari 4 saudara kandung dan anak ketiga dari 9 bersaudara dari dua ibu. Sosok almarhum yang ceria membuat keluarga tidak menyadari keluhan yang dirasakan almarhum. Dari tiga istri ia meninggalkan 8 orang anak yang usianya masih kecil. “Kita sebagai keluarga akan mengurus semua anaknya,” imbuhnya.

Jenasah Jro Jangol rencananya diupacarai tanggal 4 Januari. Tanggal 2 dilakukan upacara ngeringkes dan ngaskara.

Terkait ada kabar yang menyebutkan meninggalnya Jro Jangol akibat over dosis, pihak keluarga membantahnya.

Ayah kandung Jro Jangol Made Suda (68) menuturkan, penyebab kematiannya masih belum bisa diketahui. Sebab berdasarkan keterangan keluarga saat memandikan jenazah almarhum tidak ditemukan tanda-tanda kekekerasan. Selain itu salah satu keluarga yang lain, Made Arka mengatakan kondisi jenazah tidak ditemukan tanda meninggal karena over dosis.

Baca juga:  Beri Rasa Aman Perayaan Natal, Ini Dilakukan Pangdam

“Umumnya orang over dosis keluar buih dari mulut, tapi adik saya ini saat dimandikan keluar darah dari mulutnya,” ungkapnya.

Dikonfirmasi terkait kondisi dan penyebab Jro Jangol menghembuskan nafas terakhir, Kepala Divisi Yanmed KIH dr. Kadek Dwi Widhyari tak banyak memberikan keterangan. “Segala informasi pasien yang kami rawat, kami mohon maaf tidak bisa menginformasikan pada siapapun kecuali pada keluarga pasien, penegak hukum, itupun dengan surat tugas,” ujarnya.

Pihak kepolisian sudah menyambanginya dan ia pun telah memberikan informasi terkait kondisi sakit almarhum. Pasien yang dibawa dari Lapas Kerobokan masuk pukul 01.00 dini hari. Saat diantar ke rumah sakit, pasien sudah dalam kondisi emergensi. Namun terkait kepulangan ia tidak tahu.

Pendiri Partai Gerindra

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kota Denpasar Made Muliawan Arya atau yang akrab disapa De Gajah saat berkunjung ke rumah duka menyampaikan belasungkawa pada keluarga almarhum.

Menurutnya almarhum merupakan salah satu kader yang militan. Jro Jangol merupakan salah satu pendiri Partai Gerindra di Bali dan di Denpasar. “Kita semua sangat kehilangan. Figur beliau adalah figur orang yang selalu berjuang untuk orang banyak dan selalu mengorbankan dirinya untuk orang banyak. Saya dengan beliau sudah berkawan dan bersahabat dari kecil. Mentor saya saat jaman pencak silat, jaman saya SD,” tuturnya.

Baca juga:  Ini, Pengaturan Ritual Panca Yadnya Saat Siaga Bencana COVID-19

De Gajah mengaku ditelepon Sekjen Gerindra dan Edhy Prabowo untuk menanyakan kebenaran kabar meninggalnya perintis Partai Gerindra di Bali itu. “Saya sudah sampaikan ke ajudan Pak Prabowo, mungkin Pak Prabowo akan mendengar juga. Mungkin saat pengebenan salah satu pengurus pusat akan datang,” ungkapnya.

Ia bertemu terakhir dengan almarhum saat 17 Agustus, saat ia mengikuti Upacara Bendera di Lapas Kerobokan. Ia sempat berbincang dengan Jro Jangol. Almarhum bergurau padanya bahwa dalam waktu satu tahun almarhum akan pulang. “Akhirnya beliau beneran pulang. Beliau sampaikan ke saya seperti itu,” ujarnya.

Terkait status keanggotaan almarhum di Partai Gerindra tetap. Almarhum tidak ada mengatakan mengundurkan diri. Karena jasanya terhadap Gerindra. “Kita tidak melihat permasalahan beliau yang penting beliau adalah orang yang berjasa terhadap Gerindra Denpasar,” tandasnya.(citta maya/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *