BANGLI, BALIPOST.com – Aktivitas penyeberangan di Dermaga Kedisan, Kintamani menurun sejak beberapa pekan terakhir. Kondisi itu terjadi akibat dampak musim hujan.

Dalam sehari rata-rata jumlah boat yang saat ini melakukan aktivitas penyebrangan hanya 3 boat. Menurunnya aktivitas penyeberangan di Dermaga Kedisan diungkapkan Kepala Gabungan Pengusaha Angkutan Danau dan Sungai (Gapasdap) Bangli Nengah Dester.

Ia menjelaskan, saat hari-hari normal, jumlah boat yang melakukan aktivitas penyebrangan menuju Obyek Wisata Kuburan Desa Terunyan mencapai 7 sampai 8 boat. Namun belakangan ini jumlah boat yang menyebrang menurun. “Sekarang rata-rata 3-4 boat per hari,” ungkapnya saat ditemui di Dermaga Kedisan baru-baru ini.

Baca juga:  Kapolda "Warning" Mang Jangol

Menurunya aktivitas penyeberangan disebabkan karena dampak musim hujan. Bahkan jika hujan mengguyur seharian dari pagi hari disertai kabut, tak jarang boat yang menyebrang nihil.

Saat dilanda kabut, sopir boat enggan menyeberangkan wisatawan karena cukup membahayakan, akibat jarak pandang terbatas. Demikian juga jika terjadi gelombang besar, pihak dermaga biasanya akan memberlakukan sistem buka-tutup. “Selama musim hujan tiga minggu terakhir, sempat sehari tidak ada penyebrangan sama sekali,” kata Dester.

Sebagaimana pengalamannya selama ini, pada momen libur Natal dan Tahun Baru, diprediksi akan terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang menyeberang ke Kuburan Terunyan. Peningkatannya sekitar 50an persen.

Baca juga:  'Siteng' Logo dan Maskot Porprov Bali XIV

Setelah momen berakhir, kunjungan akan mnurun lagi. “Setelah tahun baru biasanya sepi lagi,” ujarnya.

Disebutkan Dester, total jumlah boat dan perahu dayung yang saat ini beroperasi di Danau Batur yakni sebanyak 24 buah. Sebanyak 14 diantaranya beroperasi dari Dermaga Kedisan, dan sisanya dari Dermaga yang ada di pusat Desa Terunyan.

Sebagaimana yang diketahui Desa Trunyan selama ini banyak dikenal wisatawan karena keunikan tradisi pemakamannya. Untuk menuju desa ini, ada dua jalur yang bisa dilalui wisatawan, yakni melalui jalur darat maupun jalur perairan dengan menggunakan sarana boat yang sudah disediakan di Dermaga Kedisan.

Baca juga:  Vital, Peran Humas Jembatani Komunikasi Pemerintah dengan Masyarakat

Hanya saja, dibanding jalur darat, wisatawan yang ingin berkunjung ke Trunyan selama ini lebih banyak memilih perjalanan melintasi danau. Selain dapat menyusuri danau secara langsung, perjalanan melalui jalur perairan juga lebih efisien waktu dan lebih dekat dengan objek wisata pemakamannya.

Dengan menyeberang danau, wisatawan hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk dapat sampai di Trunyan. Sementara jika melalui darat, wisatawan membutuhkan waktu tempuh dua kali lipat. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *