Perahu selerek parkir di perairan. (BP/Dokumen)

NEGARA, BALIPOST.com – Cuaca buruk yang terjadi belakangan ini juga berdampak kepada nelayan. Masa panen tangkapan mereka terusik adanya badai yang terjadi di tengah laut terutama saat mereka melaut. Badai maupun hujan di tengah laut berdampak langsung pada aktivitas penangkapan ikan terutama kapal yang menebar jaring seperti perahu Selerek.

Sejumlah nelayan Selerek, Kamis (8/11) mengaku terpaksa libur lantaran cuaca buruk terus terjadi. Badai yang terjadi di tengah tidak dapat diprediksi.

Meskipun saat berangkat melaut cuaca cerah, namun ketika di tengah laut seketika berubah. “Khawatirnya kalau (kapal) sudah tebar jaring, arus kuat bisa rusak,” terang salah satu ABK perahu selerek, Opik (38). Bila jaring rusak, maka banyak biaya yang dikeluarkan untuk menggantinya. Belum lagi tidak ada tangkapan.

Baca juga:  Giri Prasta Benarkan Suiasa Dirawat Intensif, Ini Penyakitnya

Karena itu, tak sedikit nelayan yang memilih libur daripada rugi. Meskipun dapat banyak ikan, tapi kalau cuaca tak mendukung tetap saja hasilnya rugi. Madek (45) nelayan lainnya juga merasakan hal yang sama. Harga ikan juga sedang turun tidak seperti tangkapan sebelumnya. Saat badai datang, tinggi gelombang laut lebih tinggi dari perahu yang ditumpangi. Sehingga kapal terombang-ambing begitu juga para ABK juga tak bisa bekerja. Meskipun mereka sudah terbiasa dengan kondisi di lautan seperti itu.

Baca juga:  Cuaca Buruk, Penyeberangan Ditunda Dua Jam dan Truk Terguling

Kondisi ini menurut mereka sering terjadi saat bulan-bulan akhir tahun seperti November ini. Sebab, terjadi pergantian musim dan angin berubah. Yang paling besar, resikonya jika jaring rusak karena hempasan arus deras. Karena itu, nahkoda atau juragan panggung harus jeli sebelum terjadi arus kuat, harus segera menarik jaring meskipun masih kosong. Diakui oleh para nelayan saat ini banyak tangkapan ikan. Tetapi meskipun begitu, tidak dibarengi dengan stabilnya harga jual ikan.

Baca juga:  Cuaca Buruk, Pelabuhan Gilimanuk Buka Tutup 

Saat cuaca buruk, paling kapal hanya bisa menebar sekali jaring yang ukurannya cukup besar. Padahal biasanya dalam sekali melaut mereka bisa tiga sampai empat kali menebar jaring. “Kalaau sudah cuaca buruk, dapat satu ton sudah syukur. Biasanya bisa 10 sampai 15 ton,” terang Saleh, nelayan lain. (surya dharma/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *