Para pengendara terpaksa antre untuk melintas di Jalan Canggu, Badung karena kondisi lalu lintas krodit. (BP/eka)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Kemacetan Jalan Raya Canggu kian parah. Macet menjadi santapan tiap hari warga, guide dan turis.

“Mau keluar rumah saja mikir melihat macet seperti itu. Siapa yang tidak stres tiap hari melihat kondisi seperti ini,” keluh I Made Diana, warga yang rumahnya dekat simpang Brawa, Kuta Utara.

Kondisi tersebut berdampak pada aktivitas keluarganya. Kata Diana, mau pulang dari kampus atau tempat kerja, anak-anaknya harus berpikir lewat jalur mana karena Jalan Raya Canggu pasti macet. Kalau pagi, lanjutnya, biasanya macet mulai pukul 08.00-11.00 Wita. Sedangkan sore mulai pukul 04.00-20.30 Wita. Kalau malam minggu kamacetan terjadi hingga pukul 22.00 Wita.

“Anak-anak saya harus memutar lewat Dalung, padahal kalau tidak macet lebih dekat lewat Jalan Raya Canggu. Apalagi mau keluar pakai mobil, susah. Saat macet, sepeda motor naik trotoar semua. Memang tahun 2019 akan rencana penataan, tapi tidak tahu jadi atau tidak,” ucapnya.

Baca juga:  Gepeng Berkedok Jualan Tisu di Kuta Dikeluhkan Wisatawan 

Wayan Darma, salah seorang pemandu wisata yang kerap melintas di jalur itu mengaku sering dikomplin tamunya karena kondisi jalan seperti itu. “Ya pasti dikomplin, cuma kami berusaha menjelaskannya. Kadang-kadang ada tamu mengerti, ada juga enggak. Siapa saja pasti stres, tapi kami kan jual jasa dan harus menghadapi dengan penuh kesabaran,” ungkapnya.

Kemacetan, lanjut Darma, saat jam-jam sibuk, sangat parah. Menurutnya, yang bikin macet terutama simpang Brawa, Banyar Anyar dan Batubolong. Waktu rawan yaitu turis ingin melihat sunset di Tanah Lot dan kemacetan terjadi dari simpang Banjar Anyar, Kerobokan. Sedangkan saat balik usai melihat sunset di Tanah Lot, macet terjadi mulai simpang Batubolong.

Baca juga:  Menparekraf Ungkap Penelusuran Penipuan Agen Perjalanan di Labuan Bajo

Ia berharap pemerintah Provinsi Bali dan Kabupaten Badung cepat tanggap untuk mengatasi masalah kemacetan ini, mengingat Bali menjadi destinasi wisata dunia dan Tanah Lot nenjadi ikon wisata Bali. “Jangan sampai destinasi wisata dunia pindah ke negara lain misalnya ke Malaysia dan Tailand. Meskipun jumlah kunjungan turis ke sana lebih banyak, tapi Bali masih jadi favorit di dunia. Itu harus dipertahankan dan jangan sampai gara-gara macet turis lari ke luar Indonesia,” ujarnya.

Kasatlantas Polres Badung AKP Ni Luh Putu Anne Parwisti mengakui kemacetan di jalur tersebut hingga saat ini belum bisa diatasi optimal. Hal itu disebabkan jumlah kendaran melintas di sana terus meningkat, sedangkan volume jalan tidak ada penambahan.

Baca juga:  Bali Tambah Korban Jiwa COVID-19, Pasien Sembuh Capai Belasan Orang

Selain itu, faktor lainnya adalah kondisi tikungan jalan pendek-pendek dan banyak persimpangan. “Sudah tikungannya pendek langsung ketemu persimpangan sehingga banyak terjadi perpotongan arus,” tegasnya.

Berbagai upaya dilakukannya bersama Unit Lantas Polsek Kuta Utara dan instansi terkait. Salah satunya adalah menempatkan personel yang standby di titik-titik rawan macet.

Oleh karena itu, perlu dibicarakan lebih lanjut tentang rekayasa jalan oleh berbagai pihak, baik kepolisian, dishub, stakeholder yang lain, termasuk tokoh masyarakat setempat. “Apabila nanti ada rekayasa jalan agar bisa mengurai kemacetan, kami bersedia diajak duduk bersama dalam forum demi kepentingan kita bersama,” ungkap Polwan asal Bongkasa, Abiansemal, Badung ini. (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *