Ilustrasi. (BP/ist)
DENPASAR, BALIPOST.com – Korupsi merupakan bahaya laten menghancurkan perekonomian rakyat. Penanaman nilai-nilai antikorupsi idealnya juga dilakukan sejak dini. Bukan dengan teori, tapi bisa dimulai dari hal-hal kecil.

“Urusan sama anak-anak kan keteladanan. Mereka harus diajari hal-hal sederhana seperti budaya antre untuk bersabar,” ujar Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Nyoman Parta dikonfirmasi, Kamis (23/11).

Menurut Parta, ketidaksabaran merupakan salah satu cikal bakal dari munculnya niat korupsi. Pasalnya, seseorang akan menjadi ingin cepat memiliki sesuatu meski dengan cara-cara yang tidak baik.

Mengajar sabar bisa dilakukan dengan beragam cara, misalnya melalui antre. Anak-anak juga perlu dibangun budaya toleran-nya. “Ajak dia makan bersama dengan teman-temannya untuk membangun budaya toleran. Kemudian ajari berbagi, karena pada saat berbagi akan tumbuh kesadaran untuk jangan mengambil hak orang lain,” jelas Politisi PDIP asal Guwang, Gianyar ini.

Baca juga:  Cuaca Buruk, Bendera Merah Dipasang di Pantai Purnama

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali, TIA Kusuma Wardhani mengatakan, penyelenggaraan ujian nasional merupakan salah satu upaya untuk menanamkan nilai-nilai anti korupsi di lingkup pendidikan. Terutama melalui ujian nasional berbasis komputer. Itu sebabnya di tahun 2018 mendatang, seluruh SMA/SMK diharapkan bisa melaksanakan UNBK.

“Kalau semuanya bisa ujian menggunakan komputer, tidak akan ada kerjasama atau contek-contekan walaupun anak itu duduk berdekatan,” ujarnya.

Baca juga:  Tertangkap Usai Dugem, Sopir Pariwisata Diganjar 8 Tahun Penjara

Dengan cara ini, lanjut TIA, anak-anak diarahkan untuk jujur dan tidak perlu diracuni lagi dengan praktek-praktek jual beli soal atau kunci jawaban. Mereka juga akan berusaha dengan kemampuannya sendiri untuk mendapatkan hasil maksimal. “Jadi dia sudah berpikir, kalau saya tidak bisa menjawab, saya tidak mungkin bisa dapat jawaban dari manapun karena tidak ada yang bisa saya contek,” imbuhnya.

Menurut TIA, nilai-nilai anti korupsi harus masuk di semua mata pelajaran yang ada. Lantaran masuk ke dalam ranah pendidikan karakter, orangtua juga sangat berperan untuk menanamkan hal yang sama. Selanjutnya, baru sekolah yang bertugas untuk menumbuhkan.

Baca juga:  Soal Korupsi Aci dan Sesajen, Ahli BPKP Ditanya Audit

Sementara itu, Anggota Komisi I DPRD Bali, I Nyoman Adnyana mengatakan, nilai-nilai anti korupsi memang akan lebih mengena bila ditanamkan sejak dini. Perlu ada gerakan monumental, mengingat praktek korupsi sudah terjadi sejak lama. Belum lagi, korupsi sudah masuk secara sistemik di semua jaringan. “Tidak saja di birokrasi, tidak saja di lembaga tertentu tapi di tingkat masyarakat pun sudah masuk aroma korupsi itu. Seolah-olah korupsi itu sudah membudaya, jadi memang harus ada gerakan revolusi mental yang betul-betul hebat, dari nol lagi dan membumi,” ujar Politisi PDIP asal Bangli ini. (Rindra/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *