Jahe. (BP/ist)
DENPASAR, BALIPOST.com – Jahe tak selamanya bagus untuk dikonsumsi. Paling tidak bagi sejumlah orang yang mengalami kondisi seperti di bawah ini, sebaiknya tidak mengonsumsi jahe. Berikut kondisi yang tidak disarankan mengonsumsi jahe, dikutip dari berbagai sumber :

1. Saat mengalami kelainan darah

Zat antikoagulan yang terdapat pada jahe dapat meningkatkan sirkulasi darah. Pada beberapa kasus dimana seseorang mengalami kondisi darah seperti hemofilia (pembentukan darah tidak terjadi dengan benar), hal ini justru akan memperburuk kondisi. Selain itu, penyakit kardiovaskular, rheumatoid arthritis, dan kolesterol tinggi juga harus menghindari jahe.

Baca juga:  PVMBG Pantau Gunung Agung dari Udara

2. Saat mengonsumsi obat

Jahe bisa mengencerkan dan mengurangi tekanan darah. Mengonsumsinya bersamaan dengan obat tertentu dapat menimbulkan dampak berbahaya bagi tubuh. Karena itu, jahe tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan antikoagulan, beta blocker, aspirin, atau insulin.

3. Saat masa kehamilan

Jahe banyak disarankan untuk wanita hamil, terutama pada trimester pertama, karena bahan alami ini diyakini dapat mengurangi mual dan muntah.

Bagi ibu hamil, dosis jahe yang disarankan adalah 1000–1500 mg per hari, yang dibagi dalam 2–4 kali konsumsi. Lebih dari itu, jahe dikhawatirkan dapat berdampak negatif, seperti rasa terbakar pada lambung. Konsumsi dalam jumlah besar bahkan dikhawatirkan akan meningkatkan risiko keguguran.

Baca juga:  RSUP Sanglah Tangani Bayi Kembar Dempet

4. Saat berat anda di bawah normal

Jahe dapat memicu sekresi pada enzim pencernaan dan mendorong pembakaran lemak tubuh. Mengonsumsi jahe bagi mereka yang memiliki berat badan di bawah normal dapat memicu kerontokan rambut, berkurangnya massa tubuh, hilangnya selera makan dan gangguan menstruasi pada wanita.

5. Penderita diabetes

Makan jahe bisa mengurangi kadar gula darah. Karena itu, penderita diabetes harus memantau gula darah setelah mengonsumsi jahe. Penderita diabetes yang kelebihan mengonsumsi jahe biasanya akan merasa lemas atau pusing.

Baca juga:  Antisipasi Lonjakan Kasus COVID-19 di Libur Panjang, Luhut Sebut Pemerintah Lakukan Ini

Jika kondisi yang telah disebutkan tidak kunjung membaik, segera dapatkan bantuan medis. Penderita diabetes yang mengonsumsi jahe secara rutin harus berbicara dengan dokter tentang obat yang tepat untuk mengurangi kemungkinan penurunan kadar gula darah. (Goes Arya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *