Peninjauan proyek pengaspalan Jalan Pakisan-Klandis pada Selasa (13/5). (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Proyek peningkatan jalan hotmix yang menghubungkan Banjar Dinas Klandis dan Banjar Dinas Mengandang, Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, akhirnya diperbaiki oleh pihak rekanan setelah menuai sorotan publik.

Proyek senilai Rp5,9 miliar itu ternyata belum diserahterimakan kepada Pemerintah Kabupaten Buleleng.

Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna, turun langsung memantau kualitas pekerjaan pada Selasa (13/5) mengatakan kondisi medan yang terjal ditambah lagi cuaca yang kurang mendukung menyebabkan hasil pengerjaan tidak maksimal.

Meski pun proyek ini terlambat diselesaikan, Pemkab Buleleng tetap berkomitmen agar pekerjaan dilakukan sesuai dengan spesifikasi dan Term of Reference (TOR) yang telah disepakati.

Baca juga:  Terima Kasih Sudah Diperbaiki

“Medan di sini memang cukup sulit. Tanjakan terjal dan tikungan tajam menjadi tantangan tersendiri, apalagi selama pelaksanaan terus diguyur hujan. Lokasinya berada di kawasan pegunungan yang sering dilanda cuaca ekstrem,” ujar Supriatna.

Pemerintah Kabupaten Buleleng pun akan melakukan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan tender yang akan dilakukan.Terlebih lagi di medan yang sulit dan terjal seperti di kawasan Pakisan, Kecamatan Kubutambahan.

“Kami tetap akan berusaha di lokasi-lokasi yang sulit pengerjaannya, Kita minta Dinas PU-TR Buleleng supaya melakukan percepatan pelaksanaan kegiatan pembangunan jalan. Kita dorong juga pelaksana agar menjaga kualitas,” imbuhnya.

Dari sisi teknis, Kepala Dinas PUTR Buleleng, Putu Adipta Eka Putra, menyebutkan bahwa hingga saat ini progres fisik proyek baru mencapai 85 persen, sementara pembayaran baru dilakukan sebesar 30 persen dari total anggaran. Sisanya akan dibayarkan setelah pekerjaan selesai dan lulus uji mutu laboratorium.

Baca juga:  Kebakaran Rumah di Kelating, Kerugian Capai Ratusan Juta

“Secara teknis kami terus melakukan pengawasan ketat. Kami belum melakukan serah terima karena spesifikasi teknis belum terpenuhi,”  jelas Adipta.

Sementara itu, Pelaksana proyek, Komang Suwanta, mengakui bahwa kendala utama yang dihadapi adalah cuaca dan medan yang ekstrem.

Ia menyebut hujan telah mengguyur sejak September tahun lalu dan hingga kini belum juga mereda.

“Selain medan yang sulit, jalur distribusi material juga jadi hambatan. Untuk membawa material sejauh 3,5 kubik saja, butuh waktu satu setengah jam karena harus memutar lewat jalur lain,” ungkap Komang.

Baca juga:  Delapan Lembaga Tolak Proyek Tower Bali Crossing Segara Rupek

Terkait dengan sorotan publik, Suwanta menegaskan bahwa pihaknya tetap melakukan perbaikan meskipun proyek tersebut belum viral di media sosial. Beberapa titik yang mengalami kerusakan saat ini sedang diperbaiki dengan metode overlay, yakni pengaspalan ulang secara menyeluruh.

“Bukan hanya tambal sulam, tapi benar-benar overlay. Kami sudah identifikasi beberapa titik yang kualitasnya kurang baik dan akan ditangani besok,” katanya. (Nyoman Yudha/balipost)

BAGIKAN