MANGUPURA, BALIPOST.com – Kebutuhan akan konsumsi produk pangan sehat, kini telah disadari oleh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Bali. Sebab, mengkonsumsi pangan sehat sangat baik untuk kesehatan tubuh.

Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan produk pangan sehat terutama beras sehat, maka penerapan sistem budidaya pertanian ramah lingkungan (organik) telah mulai menjadi pilihan alternatif yang dikembangkan petani di Indonesia, termasuk petani di Subak Mambal, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung yang sudah memproduksi beras sehat.

Namun, tantangan utama yang dihadapi petani Mambal adalah kurang adanya jaminan harga produk beras sehat dengan harga lebih tinggi. Posisi tawar petani masih lemah dalam melakukan negosiasi herga dengan para pelaku pasar atau tengkulak, terutama dalam pemasaran gabah, karena kebanyakan petani menjual hasilnya dengan sistem tebas.

Tidak ada perbedaan harga yang diterima petani antara perlakukan organik dan kimia. Hal ini menyurutkan motivasi petani untuk mengembangkan pertanian ramah lingkungan secara berkelanjutan.

Melihat kondisi ini, CSR PT Tirta Investama (Aqua Mambal) melalui Perkumpulan Janma telah membidani kelahiran Koperasi Tani (Koptan) Mambal Lestari sebagai wadah bersama bagi para petani di Subak Mambal dalam pemasaran produk pertanian sehat. Koperasi yang didirikan pada 30 Juni 2016 ini diharapkan dapat menjadi pelaku pemasaran hasil produk yang dihasilkan petani Subak Mambal, terutama gabah dan beras sehat.

Baca juga:  Kementan Dorong Pengusaha Penggilingan Naik Kelas

Sehingga bisa memberikan nilai tambah bagi para petani Subak Mambal dengan mengurangi biaya produksi padi, serta dapat menjaga kelestarian lingkungan.

Ketua Koptan Mambal Lestari, Gusti Putu Adnyana, mengatakan sampai saat ini, Koptan Mambal Lestari telah mempunyai 46 orang anggota dan kepengurusan yang lengkap dengan fokus pada usaha pemasaran produk sehat (gabah dan beras) dan saprodi organik untuk mendukung pertanian ramah lingkungan. Berbagai terobosan telah dilakukannya dalam membangun jaringan pemasaran beras sehat, antara lain berpartisipasi aktif dalam even-even pameran produk organik yang diselenggarakan baik oleh pihak pemerintah maupun swasta, promosi produk beras sehat melaui brosur maupun media sosial, dan melakukan pemasaran door to door keberbagai konsumen dan pelaku pasar.

Baca juga:  Puluhan Sulinggih "Puput" Puncak IBTK Besakih

“Pemasaran Gabah dan beras sehat juga telah kami lakukan melaui berbagai jaringan seperti pemerintah desa, PT Tirta Investama, sekolah, kampus, toko, swalayan, restaurant, cafe, konsumen perorangan, dan juga ke beberapa reseller yang ada di Kabupaten Badung, Ubud-Gianyar, dan Kota Denpasar,”ujar Gusti Putu Adnyana beberapa waktu lalu.

Berkat usaha dan kerja keras yang dilakukan Koptan Mambal Lestari, hingga saat ini telah berhasil memasarkan beras sehat sebanyak 4,2 ton dan 73,5 ton gabah sehat (hingga Desember 2017). Bahkan, saat ini Koptan Mambal Lestari telah mempunyai aset Rp 148 juta.

Keberhasilan ini telah menarik perhatian Danone untuk membantu memasarkan beras sehat melalui distributor AHS (Aqua Home Service) dengan menggunakan branding Beras Sehat “Orisa” dalam kemasan khusus 5 kg. Tentu hal ini merupakan peluang besar bagi Koptan Mambal Lestari untuk meningkatkan volume pemasaran beras sehat petani Subak Mambal.

Baca juga:  Bikin Wisman Jatuh Cinta, BBF 2017 akan Tonjolkan Ciri Khas

Kendati demikian, Ajik Kurnia, sapaan akrab Gusti Putu Adnyana mengaku masih menghadapi berbagai tantangan dalam membangun jaringan pemasaran beras sehat. Pihaknya mengatakan masih perlu berbagai cara pendekatan untuk menarik minat konsumen membeli beras sehat karena harganya lebih mahal.

Selain itu juga belum semua pengurus koperasi berperan aktif menjalankan kegiatan koperasi, terutama dalam membantu membangun jaringan pasar beras sehat maupun menyebarluaskan keberadaan koperasi kepada petani dan para pihak lainnya.

“Hal ini masih menjadi pekerjaan berat bagi kami agar usaha pemasaran oleh koperasi terus dapat berkembang. Apalagi, pemasaran beras sehat ‘Orisa’ melalui AHS dapat menjadi peluang besar bagi usaha koperasi kami ke depannya, namun sekaligus menjadi tantangan bagi koperasi kami terutama dalam menyediakan produk beras sehat yang berkualitas secara berkelanjutan hntuk memenuhi kebutuhan pasar beras sehat,” pungkasnya. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *