GIANYAR, BALIPOST.com – Petani di Subak Pujung Kaja, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, mengalami gagal panen. Bukan sekali ini saja, gagal panen yang dialami petani ini sudah yang ketiga kalinya.
Gagal panen berturut-turut ini telah membuat kerugian yang cukup besar bagi petani. Satu sisi, pada 2025, program jaminan asuransi usaha tani sudah tidak diikutsertakan dengan alasan keterbatasan anggaran Pemerintah Kabupaten Gianyar.
Seorang petani di Uma Kaja, Subak Pujung Kaja, Sebatu Tegallalang, Mangku Pande Made Rahajeng, mengatakan, petani sudah sangat pasrah karena gagal panen dalam tiga kali musim tanam. Tidak hanya sawah yang digarapnya, sawah petani lainnya hingga pekaseh juga gagal panen akibat ganasnya serangan hama tikus.
Petani sempat mendapatkan arahan dari petugas penyuluh pertanian. “Kami coba sejumlah solusi bahkan membersihkan areal sawah secara bergotong royong mulai dari areal parit dan areal yang kerap menjadi sarangnya, hanya saja hama tikus tetap saja tidak terkendali,” sesalnya.
Setelah gagal panen, petani juga tidak mendapatkan santunan asuransi. Ini dikarenakan, Kabupaten Gianyar tidak ikut program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) di Tahun 2025 karena keterbatasan anggaran.
“Padahal program pemerintah melalui Kementerian Pertanian ini bertujuan untuk memberikan kompensasi kepada petani yang mengalami kegagalan panen padi akibat berbagai risiko, seperti banjir, kekeringan, dan serangan hama,” keluhnya.
Dikonfirmasi, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar, A.A. Putri Ari, menyampaikan bahwa informasi ini akan segera ditelusuri ke lapangan. “Besok kita akan turunkan petugas ke lapangan untuk melakukan pengecekan langsung ke subak tersebut,” jelasnya. (Wirnaya/balipost)
