irigasi
Petani padi di Tempek Uma Mandi, Banjar Kawan, Bangli beralih ke palawija. (BP/nan)
BANGLI, BALIPOST.com – Kerusakan jaringan irigasi di Bangli masih cukup banyak. Dari jumlah kerusakan jaringan panjang mencapai 96,162 kilometer dari 46 daerah irigasi (DI) yang ada di Bangli, tahun ini pemkab melakukan perbaikan jaringan sepanjang 3,392 kilometer. Kerusakan terjadi pada saluran primer dan skunder. Selain memperbaiki jaringan irigasi, juga ada perbaikan satu terowongan.

Sekretaris Dinas PU Tata Ruang dan Kawasan Pemukiman Bangli, I Made Soma, Senin (21/8) mengakui adanya kerusakan sejumlah itu, terutama saluran primer dan skunder. Dari jumlah kerusakan jaringan panjang mencapai 96,162 kilometer dari 46 daerah irigasi (DI) yang ada di Bangli, tahun ini pemkab bakal melakukan perbaikan sepanjang 3,392 kilometer.

Baca juga:  Demi Ini, Proses Belajar SDN 6 Pindah ke SDN 4 Ubung

“Selain perbaikan saluran irigasi, kita juga akan lakukan perbaikan terowongan, di Subak Uma Mandi, Banjar Kawan Bangli. Jadi masih ada sisa kerusakan yang belum diperbaiki sepanjang 86,77 kilometer karena keterbatasan anggaran. Kita menarget perbaikan semua kerusakan itu bisa clear sampai tahun 2021,” ungkap Made Soma.

Made Soma menjelaskan, kerusakan saluran irigasi terjadi akibat terkena longsor dan jebol. Diakui kalau kerusakan jaringan itu berpengaruh pada debit air ke wilayah subak, karena akibat kerusakan jaringan dengan sendirinya terjadi perembesan air,sehingga tidak semua volume air sampai ke wilayah subak, alias air ke hilir mengecil. ”Ya jelas air berkurang karena terjadi perembesan akibat kerusakan itu,” ujarnya.

Baca juga:  Kemah, Siswa SMKN 1 Nusa Penida Jatuh dari Tebing

Dijelaskannya, saat ini proyek perbaikan jaringan irigasi di Bangli sudah tengah berjalan. Hanya saja, dari 16 proyek perbaikan irigasi rata-rata baru berjalan 5-7 persen. Atas perbaikan itu beberapa areal subak seperti di Subak Uma Mandi, Banjar Kawan, Bangli terpaksa dibiarkan.

Menurutnya, untuk kerusakan yang terjadi pada saluran tersier yang juga berpengaruh pada volume air, dia mengatakan memang kalau kerusakan terjadi pada saluran tersier menjadi tanggungjawab subak untuk memperbaikinya. Sedangkan kalau kerusakan pada saluran primer dan skunder baru menjadi ranah Dinas PU, termasuk kerusakan bendungan dan terowongan.

Baca juga:  Karena Ini, Ratusan Peserta SBMPN PNB Tak Bisa Daftar Ulang

Sementara itu, Kelihan Tempek Uma Mandi Tengah, Banjar Kawan, Bangli, I Wayan Surata akibat perbaikan saluran itigasi itu, petani padi dari tiga subak yakni subak uma mandi dalem, subak uma mandi tegeh, dan subak mandi tengah yang luas lahan yang tidak ditanami padi mencapai 33 hektar.

“Subak disini memang tak pernah bertanam palawija, kecuali sekarang. Jadi selama empat bulan ini kita memanfaatkan lahan pertanian untuk menanam palawija. Kalau proyek irigasi sudah selasai, kita baru kembali akan menanam padi lagi,” ucap Surata. (eka prananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *